Jenasah korban kebakaran pabrik petasan di Tangerang, Banten yang saat ini berada di Rumah Sakit Polri sulit dikenali. Ini karena kondisi jenazah nyaris hangus 100 persen.
Demikian disampaikan Brigjen Pol Arthur Tampi Kapusdokkes Polri usai melihat kondisi jenasah di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (26/10/2017).
Menurut Arthur, identifikasi lewat inafis atau sidik jari maupun gigi juga sudah tidak bisa.
“Jadi memang untuk inafis pun juga sulit, artinya dari sidik jari juga sulit. Kita berharap dari gigi, itu juga sulit. Maka satu-satunya lewat pemeriksaan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) ,” ujar Arthur.
Dia menegaskan, pemeriksaan DNA yaitu untuk profil butuh waktu sekitar dua atau tiga minggu. Belum lagi menunggu keluarga yang mengaku keluarganya hilang. “Kita cocokkan mix atau tidak,” kata dia.
Jadi, kata Arthur, semua jenasah besar kemungkinan akan diidentifikasi dengan metode DNA, karena kondisi jenasah yang sulit dikenali.
“Untuk identifikasi primer itu kan tiga, dari sidik jari, kemudian odontogram dan DNA. Ketika sidik jari nggak mungkin, gigi juga tidak mungkin, hampir semua tidak bisa. Jadi harapannya tinggal DNA,” jelas dia.
DNA ini kata dia, prosesnya lama. Ini yang memang perlu disosialisasikan mengenai proses identifikasi ini.(faz/fik)