Senin, 25 November 2024

Cagub Jatim Sebaiknya Nonaktif dari Kepengurusan NU

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ilustrasi Bendera NU. Foto: NU Mojokerto

KH Moh Hasan Mutawakkil Ketua PWNU Jatim mengatakan, ada dua kader NU yang menjadi calon kuat gubernur. Saifullah Yusuf atau biasa dikenal Gus Ipul dan Khofifah Indar Parawansa.

Dia mengatakan, warga nahdliyin harus mengingat kembali hasil Muktamar ke-27 NU di Situbondo pada 1983 agar kembali ke khitah pada 1926 bahwa pengurus NU tidak berpolitik praktis.

Karena itu Mutawakkil menegaskan bahwa dukungan para kiai baik struktural ataupun nonstruktural NU adalah sikap pribadi dan bukan keputusan organisasi. Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong itu pun menganjurkan kepada warga nahdliyin agar menggunakan nurani.

“Ini berkaitan dengan komitmen keagamaan dan kaidah fikih yang mengutamakan kemaslahatan bagi umat,” ujar Kiai Mutawakkil, Kamis (19/10/2017).

Lebih lanjut KH Mutawakkil mengatakan, para kiai memang sudah lama mempersiapkan dan mengader Gus Ipul agar menjadi gubernur. Menurutnya, pemilihan gubernur tahun depan memang menjadi peluang terbaik bagi Gus Ipul untuk menjadi gubernur Jatim.

“Tahun ini adalah peluang terbaik. Kalau dilepas susah mendapatkan peluang seperti ini lagi,” ujarnya.

Lebih lanjut KH Mutawakkil menambahkan, para kiai di Jatim sebelum memutuskan mendukung Gus Ipul sudah menggelar pertemuan terlebih dahulu di sejumlah pondok pesantren. Pertemuan terakhir dilakukan Ponpes Bumi Sholawat Lebo Sidoarjo yang melibatkan ribuan kiai di Jatim.

“Itu keputusan kiai, bukan NU secara organisasi,” bebernya.

Karena itu dia mengingatkan kepada seluruh ketua, pengurus harian serta badan otonom (banom) NU yang terlibat menjadi anggota tim sukses calon gubernur baik Gus Ipul maupun Khofifah supaya nonaktif. Sebab hal itu juga demi menjaga etika.

Seruan Kiai Mutawakkil itu juga dia tujukan kepada Gus Ipul dan Khofifah. Sebab sampai saat ini Gus Ipul merupakan ketua PBNU sedangkan Khofifah memimpin Muslimat NU.

“Gus Ipul masuk jajaran pengurus harian PBNU secara etika sebaiknya nonaktif. Begitu juga dengan Bu Khofifah selaku ketum PP Muslimat NU lebih etis kalau nonaktif supaya tidak timbul kesan memanfaatkan jabatan di organisasi NU dan Banom NU,” ujarnya.(faz)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
31o
Kurs