Sabtu, 23 November 2024

Suprijadi Selalu Menolak Pemberian Orang di Sepanjang Perjalanan

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Suprijadi (52 tahun) saat menggendong Yanuar (14) putranya yang lumpuh. Foto: BPB Linmas Surabaya

Di dalam perjalanan mendorong Yanuar anaknya dengan gerobak dari Saradan menuju Surabaya, Suprijadi (52) selalu menolak pemberian orang. Dia mengaku tidak enak merepotkan orang.

Menurut Suprijadi, modal uang saku dari kerja serabutan di ladang cukup untuk pergi ke Surabaya.

“Saya diberi uang orang-orang itu saya tidak mau. Mereka ada yang memaksa diselipkan ke saku, tapi saya terus berjalan,” katanya, Kamis (19/10/2017).

Suprijadi bercerita uang untuk membeli bahan-bahan untuk gerobak juga uang dari kerja di sawah yang dia kumpulkan. Selebihnya ada bantuan dari teman dekat seprofesi. Total dananya untuk gerobak itu sebesar Rp655 ribu.

“Saya kerja di sawah mencangkul, memanen padi dapat Rp50 ribu saya kumpulkan. Terus ada teman-teman saya yang bantu ada yang Rp25 ribu ada yang Rp50 ribu saya kumpulkan,” katanya.

Dia menceritakan, waktu di Surabaya dia juga sempat dibantu oleh Lurah Gubeng tapi dia menolak. Akhirnya diselipkan ke sakunya.

“Saya merasa masih kuat, jadi gak enak kalau menyusahkan orang,” katanya.

Saat ini, Supriyadi dan istrinya Winarsih bersama Yanuar tinggal di kos-kosan kecil milik Ayu Agustina anak ketiganya di Jl Ki Joyo Astro RT 21 RW 8 Kedung Turi, Taman, Sidoarjo. Kos-kosan ini milik Saikan warga Kedung Turi. (bid/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs