Proyeksi perekonomian yang ditunjukkan Pemprov Jatim memang bagus namun masih timpang dengan apa yang terjadi di lapangan. Ada wilayah-wilayah yang masih tinggi kemiskinannya dan hanya ada tujuh kota yang cukup bagus sebagai penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Rahma Dosen Ekonomi Unair mengatakan, saat ini ada dua front yang mengancam rupiah yakni fluktuasi The Fed dan kondisi fundamental ekonomi.
“Kalau dikatakan daya saing kita bagus saya kok masih ragu-ragu. Dan kalau pertumbuhan ekonomi sampai 5 persen saya juga masih ragu,” kata Rahma pada Radio Suara Surabaya, Kamis (12/10/2017).
Terkait infrastruktur, kata dia, memang ini yang harus diprioritaskan. Apalagi sektor pertanian di Jatim juga masih rentan terhadap cuaca serta irigasi yang kurang bagus. Jika ingin membangun infrastruktur salah satunya di sektor pertanian.
“Pembibitan, pupuk dan harga jual pertanian itu harus dipertahankan sehingga nilai tukar pertanian meningkat. Sekarang jangan bicara tentang pemerataan tapi kita harus perhatikan dan mengkoordinasikan semua regulasi yang baik yang bisa menopang perekonomian Jatim,” ujarnya.
Di sisi SDM di Jatim, lanjut dia, total 65 persen masih lulusan SMP. Kemajuan bangsa harus disupport SDM yang handal. “Tenaga kerja kita saat ini memang masih unlabor, ini akan berpengaruh pada hasil produktivitas kita ke depan,” katanya.
Apa yang jadi prioritas harus dikedepankan, jangan ikut-ikutan program nasional. Kalau pembangunan nasional dititikberatkan di infrastruktur Jatim, jangan semuanya diprogramkan ke infrastruktur. (dwi/ipg)