Sabtu, 23 November 2024

Kemarau, Sirami Jalan Aspal Dengan Air Justru Pemborosan

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Dua unit kendaraan water supply menyiramkan air dijalanan beraspal, saat kemarau. Foto: Totok/Dok. suarasurabaya.net

Zamroni Direktur Tunas Hijau mengingatkan cuaca panas dan kemarau seperti saat ini, melakukan penyiraman jalan beraspal menggunakan air sejatinya tidak memberikan banyak manfaat. Justru itu pemborosan dan tidak tepat sasaran.

“Kalau yang diharapkan sejuk dan tidak menyengat panasnya, justru bukan jalanan beraspal yang disiram dengan air. Percuma, manfaatnya tidak banyak, dan cenderung pemborosan. Pemborosan air, pemborosan bahan bakar kendaraan juga kan?” terang Zamroni.

Penyiraman air diatas jalanan beraspal, lanjut Zamroni, justru akan membuat penguapan yang akan menambah panas. Dan yang pasti air akan terbuang sia-sia. “Jalanan beraspal tidak menyerap air. Yang muncul justru penguapan yang lebih panas,” kata Zamroni.

Kalau mau melakukan penyiraman air, sebaiknya dilakukan pada pepohonan atau rerumputan, yang dibawahnya masih ada tanah untuk menyerap air. Sehingga kesejukan yang diharapkan akan muncul dan sesuai dengan keberadaan tanah serta pepohonan yang satu diantara fungsinya adalah penyimpanan air.

“Menyirami pepohonan atau rerumputan yang ada di pinggir jalan dan trotoar justru seharusnya dilakukan pada saat kemarau seperti ini. Air akan tersimpan di dalam tanah sekaligus jadi cadangan yang disimpan pada akar-akar pepohonan. Dan memberikan kesejukan sekitarnya, bukankah pepohonan itu penyejuk udara yang paling alami?” tanya Zamroni.

Zamroni mengingatkan, bahwa kemarau parah seperti saat ini selain karena kondisi alam terpantau bahwa keberadaan lahan hijau serta pepohonan sebagai satu diantara sarana mengurangi panasnya kemarau semakin berkurang keberadaannya.

“Pohon dan tanaman yang memang menjadi satu diantara penyejuk alami dan penyimpan air dalam tanah, jika kondisinya semakin berkurang maka jangan kaget kalau kemudian saat kemarau cuacanya terasa lebih panas dan kering ekstrem,” tegas Zamroni pada suarasurabaya.net, Senin (9/10/2017).

Oleh karena itu, Zamroni mengingatkan kembali bahwa pendidikan tentang kelestarian lingkungan termasuk bagaimana merawat lingkungan agar mudah beradaptasi saat musim kemarau maupun musim penghujan perlu diperkenalkan pada pelajar sejak dini.(tok/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs