Sinta Nuriyah Wahid, Istri Presiden keempat Indonesia KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mengunjungi Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (7/10/2017) dengan berkeliling terminal hijau Bandara Blimbingsari Banyuwangi.
Ibu Sinta ke Banyuwangi untuk melihat Festival Gandrung Sewu dengan atraksi kolosal lebih dari seribu penari di bibir Pantai Boom, pada Minggu (8/10/2017).
Kedatangan Ibu Sinta di Bandara Blimbingsari Banyuwangi disambut Abdullah Azwar Anas Bupati dan istri, Ipuk Fiestiandani.
Saat tiba, Anas tampak sungkem mencium tangan Ibu Sinta. Setelah itu, Anas mengajak Ibu Sinta berkeliling ke terminal hijau Bandara Banyuwangi. Sembari mendorong kursi roda Ibu Sinta, Anas menjelaskan detil demi detil konsep dan ruang terminal bandara dengan arsitektur hijau pertama di Indonesia itu.
“Terminal ini hampir semuanya tanpa AC, juga minim lampu karena pencahayaannya alami mengandalkan sinar matahari. Sebagian kayu yang dipakai adalah kayu bekas,” kata Anas menjelaskan ke Ibu Sinta.
Anas menunjukkan semua sudut terminal bandara, termasuk kolam-kolam ikan yang mengelilingi terminal tersebut. Bupati Anas juga menjelaskan bangunan terminal yang minim sekat. Penumpang dan masyarakat pun bisa melihat aktivitas pesawat di landasan tanpa terhalang kaca seperti di bandara-bandara lainnya.
“Dengan konsep ini, selain unik dan menarik untuk mendukung pariwisata, juga lebih efisien, Bu. Saat pembangunan jauh lebih murah dibanding bandara-bandara lain. Saat pemeliharaan dan operasional pun lebih hemat,” ujar Anas.
Bupati Anas juga menjelaskan tentang konsep terminal yang mengakomodasi tradisi lokal rakyat yang selalu mengantar atau menjemput kerabatnya di bandara. “Jadi masyarakat disiapkan anjungan di lantai dua, warga tidak disingkirkan di bandara. Di anjungan bisa langsung melihat saat pesawat lepas landas dan mendarat,” kata Anas.
Anas mengaku senang Ibu Sinta Wahid kembali berkunjung ke Banyuwangi. “Beliau adalah sosok perempuan tangguh. Selama ini Bu Sinta juga kukuh menyebarkan semangat untuk menghargai perbedaan sebagaimana selalu diperjuangkan oleh Gus Dur,” tutur Anas.(ant/fik)