Meningkatnya status Gunung Agung, Karangasem, Bali, di level IV (Awas), Pemerintah Provinsi Bali mengaku sudah siap sejak awal, bahkan saat masih status Siaga.
Dewa Mahendra, Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Bali, menjelaskan, Pemerintah Provinsi Bali dari awal sudah melaksanakan tanggap darurat siap kesiagaan dalam bencana Gunung Agung.
Seperti melakukan sosialisasi terus menerus, kemudian baru mengevakuasi warga yang ada di sekitar lereng Gunung Agung.
Walaupun awalnya sempat menemukan kendala, karena ada warga yang tidak ingin pindah atau dievakuasi, tapi setelah dijelaskan pada warga, akhirnya mau dievakuasi ke tempat pengungsian.
“Begitu dijelaskan oleh petugas, bahwa status Gunung Agung itu akan terus meningkat, akhirnya warga berkenan dievakuasi. Kesiapan siaga tanggap darurat ini pemerintah sudah melakukan evakuasi warga yang awalnya dari radius 6 kilometer, sekarang menjadi 12 kilometer,” kata Dewa Mahendra, kepada Radio Suara Surabaya, Sabtu (23/9/2017).
Mengenai jumlah warga yang dievakuasi, kata pria akrab dipanggil Mahendra ini, Pemprov Bali terus melakukan pendataan dengan meminta bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Dari data sementara, jumlahnya ada sekitar seribu hingga tujuh ribu warga yang dievakuasi. Mereka semuanya sudah ditempatkan di beberapa titik pos yang menjadi tempat pengungsian, seperti di Kabupaten Karangasem, dan Buleleng.
Tapi, menurut Mahendra, proses evakuasi ada yang perlu diperhatikan, yakni di tempat pengungsian, logistik makanan harus tersedia. “Karena begitu warga yang baru datang di tempat pos-pos induk atau pengungsian itu perlu makan,” katanya.
Selain itu, jika ada donasi yang memberikan bantuan, maka nantinya itu akan melalui satu pintu, agar mempermudah dalam koordinasi mengenai bantuan. (bry/ipg)