Selasa, 26 November 2024

Hamas Sepakati Langkah Menuju Kesatuan Palestina

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Dua gadis Palestina bermain di rumah mereka, yang menurut saksi mata, rusak akibat serangan Israel selama pertempuran 50 hari musim panas di Khan Younis, selatan Jalur Gaza. Foto: Antara

Hamas, pada Minggu (17/9/2017) waktu setempat menyatakan, akan menyingkirkan badan yang dianggap sebagai pemerintahan alternatif di Jalur Gaza dalam satu langkah maju menuju rekonsiliasi dengan rival Fatah, menyusul beberapa diskusi dengan Mesir.

Hamas, gerakan Islamis Palestina yang mengelola Jalur Gaza, juga menyatakan siap berunding dengan Fatah yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas Presiden Palestina tentang pembentukan pemerintah kesatuan dan penyelenggaraan pemilu.

Pengumuman itu disampaikan setelah perundingan di Kairo pekan lalu dengan para pejabat Mesir, kata pejabat Hamas kepada AFP, dikutip Antara.

Namun belum jelas apakah langkah ini akan menghasilkan aksi nyata lebih lanjut untuk mengakhiri perpecahan mendalam dengan Fatah, yang berbasis di Tepi Barat, yang dikuasai Israel.

Dalam pernyataannya pada Minggu, Hamas berbicara tentang “pembubaran” komite administratif, yang dianggap sebagai pemerintahan rival bagi pemerintahan Abbas.

Hamas membentuk komite tersebut pada Maret, dan sejak saat itu Abbas berusaha menekan gerakan itu, termasuk mengurangi pembayaran listrik untuk Jalur Gaza.

Hamas mengelola Gaza sejak 2007, setelah merebutnya dalam perang dari Fatah menyusul perselisihan mengenai pemilu parlemen yang dimenangkan oleh gerakan Islamis tersebut.

Jalur Gaza menghadapi kondisi kemanusiaan yang memburuk, antara lain dengan krisis listrik parah dan kekurangan air bersih.

Daerah itu sudah berada di bawah blokade Israel selama sekitar satu dekade, sementara perbatasannya dengan Mesir sebagian besar ditutup dalam beberapa tahun terakhir.

Kantung pesisir tempat tinggal sekitar dua juta penduduk itu juga merupakan salah satu daerah dengan tingkat pengangguran tertinggi di dunia. Menghadapi kondisi itu, Hamas menengok ke Mesir untuk mendapat pantuan, khususnya yang berkenaan dengan bahan bakar untuk menghasilkan energi.

Israel dan militan Palestina di Gaza, termasuk Hamas, sudah tiga kali berperang sejak 2008.

Para pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan pencabutan blokade, namun Israel menyatakan itu diperlukan untuk menghentikan Hamas mendapat senjata atau material lain yang bisa digunakan untuk membuat senjata.(ant/den)

Berita Terkait

Surabaya
Selasa, 26 November 2024
28o
Kurs