Pinto Raharjo Deputy Manager Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Jatim menegaskan, pasokan listrik di Jawa Timur dan Bali aman meski jawa timur sedang dilanda musim kemarau kering.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Jawa Timur adalah bagian kecil dari interkoneksi pembangkitan di Jawa Timur, kata dia.
“PLTA di Jatim bagian kecil dari interkoneksi pembagian kami. Jadi, narasinya begini, di jatim itu kami punya pembangkit yang bisa menghasilkan listrik 8670 megawatt per hari. Nah PLTA itu, yang besar-besar, hanya memberikan kontribusi 230 megawatt,” katanya kepada suarasurabaya.net, Selasa (12/9/2017).
Sebab itulah, kata dia, pasokan listrik dari PLTA di Jatim tidak terlalu berpengaruh. Apalagi, selama ini, beban puncak listrik di Jawa Timur hanya mencapai 5.200 megawatt setiap harinya.
Pinto juga mengklaim, kapasitas produksi listrik PLTA di Jawa Timur saat kemarau ini hanya mengalami penurunan sebanyak 10 persen.
Kalau normalnya mencapai 230 megawatt, saat musim kemarau kering seperti ini kapasitas yang dihasilkan setidaknya masih pada kisaran 210-207 megawatt.
“Jadi penurunan kapasitas ini tidak terlalu berpengaruh terhadap sistem kelistrikan di Jatim. Apalagi, pada saat musim penghujan, kami sudah mengantisipasi dengan melakuka pengerukan sedimen di pusat pembangkit listrik. Seperti di (PLTA) Selorejo, Karangkates, Tulungagung, Ampel gading, dan Tebel,” katanya.(den/rst)