Sabtu, 23 November 2024

Warga Inggris Kagumi “Setan Jawa”

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Film bisu "Setan Jawa" ditayangkan dengan iringan orkestra gamelan di puncak acara International Gamelan Festival yang berlangsung di London, Inggris, Minggu (10/9/2017).

Film bisu “Setan Jawa” karya Garin Nugroho hadir pada acara puncak International Gamelan Festival (IGF) 2017 yang berlangsung di Cadogan Hall London, Inggris, Minggu (11/9/2017) malam.

Mayoritas penonton yang sebagian besar warga Inggris, ada diataranya Jason Marc, mengungkapkan ketakjuban usai menyaksikan film yang dibintangi oleh Asmara Abigail itu.

“Its amazing,” kata Marc, yang menyebut orkestra gamelan karya komposer Prof Rahayu Supanggah yang mengiringi film itu “spektakuler” dan memuji para pesinden yang berhasil menyuarakan jeritan hati sang tokoh.

Film tentang cinta dan tragedi kemanusiaan dengan latar waktu awal abad ke-20, era di mana film bisu mulai bermunculan, itu menceritakan pemuda desa miskin Setio (Heru Purwanto) yang jatuh cinta pada Asih (Asmara Abigail), putri bangsawan Jawa.

Karena lamarannya ditolak lantaran ia tak berharta, Setio meminta bantuan iblis lewat “Pesugihan Kandang Bubrah” agar bisa cepat kaya sehingga bisa melamar Asih.

Sutradara Garin Nugroho kepada Antara mengatakan pemutaran film “Setan Jawa” pada puncak acara itu bermakna khusus, apalagi di Inggris yang komunitas gamelannya berkembang pesat.

Film bisu itu sebelumnya juga diputar di Asia TOPA, Arts Centre Melbourne, serta di Singapura dan Belanda .

Garin mengakui film Setan Jawa terinspirasi dari film klasik seperti “Nosferatu” (1922) dan “Metropolis” (1927) yang diiringi langsung orkestra. Inspirasi lain datang dari kehidupan masa kecilnya, ketika dia melihat pertunjukan wayang.

Para pemain gamelan dan beberapa pesinden mengisi adegan demi adegan film “Setan Jawa” di layar lebar.

Komposer musik yang mengiringi film itu, Rahayu Supanggah, mengatakan iringan gamelan Garasi Seni Benawa membawa kenangannya pada awal perkenalan dengan komunitas gamelan di Inggris.

Para pemain gamelan mendukung pengungkapan perasaan para tokoh yang juga ditampilkan lewat bahasa tari, seperti saat ibu Asih menolak mentah-mentah lamaran Setio yang membuat pria itu frustrasi setengah mati.

Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan pemutaran film dengan iringan gamelan merupakan sesuatu yang baru dan bisa berkembang menjadi kreasi-kreasi lain.

Dubes RI di London Dr Rizal Sukma dan Hana A Satriyo juga menyaksikan pertunjukan itu, dan Dubes UNESCO Fauzi Soelaiman dan Bonita Sadanoer khusus datang dari Paris untuk melihatnya.(ant/fik)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs