Data Badan Pusat Statistik (BPS) serta Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud 2016 menunjukkan penduduk Indonesia yang telah berhasil diberaksarakan mencapai 97,93 persen artinya tinggal sekitar 2,07 persen atau 3,4 juta orang yang masih buta aksara.
Hal ini disampaikan Haris Iskandar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) dalam Press Briefing, di kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Rabu (6/9/2017).
Menurut Haris Iskandar, buta aksara usia 15-59 tahun di Indonesia masih terdapat di 11 provinsi. Yakni Papua (28,75 persen), NTB (7,91 persen), NTT (5,15 persen), Sulawesi Barat (4,58 persen), Kalimantan Barat (4,50 peren), Sulawesi Selatan (4,49 persen), Bali (3,57 persen), Jawa Timur (3,47 persen), Kalimantan Utara (2,90 persen), Sulawesi Tenggara (2,74 persen), dan Jawa Tengah (2,20 persen).
Sedangkan 23 provinsi lainnya sudah berada di bawah angka nasional. Jika dilihat dari perbedaan gender, tampak bahwa perempuan memiliki angka buta aksara lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki dengan jumlah, yakni 1.157.703 orang laki-laki, dan perempuan 2.258.990 orang.
“Disini perlu peran pemerintah pusat maupun daerah, dan masyarakat untuk bersama-sama penuntasan buta aksara ini,” kata Dirjen Harris.
Untuk mewujudkan komitmen pemerintah dan mengajak seluruh masyarakat peduli terhadap penuntasan buta aksara, Kemendikbud akan memperingati Hari Aksara Internasional (HAI) yang telah digagas oleh UNESCO dalam konferensi para menteri pendidikan tentang Pemberantasan Buta Huruf, di Teheran, Iran, September 1965.
Hari Aksara Internasional telah ditetapkan untuk diperingati pada tanggal 8 September melalui Konferensi Umum UNESCO 26 Oktober 1966. Sejak penyelenggaraan HAI pertama pada tahun 1966, acara terus dilakukan oleh dunia setiap tahun sebagai wujud memajukan agenda keaksaraan di tingkat global, regional, dan nasional.
Tema HAI tahun ini yang diusung oleh UNESCO adalah ”Literacy in a Digital World”. Kemendikbud menerjemahkan tema tersebut, yakni Membangun Budaya Literasi di Era Digital, dengan tujuan melihat jenis keterampilan keaksaraan yang dibutuhkan orang untuk menavigasi masyarakat yang dimediasi secara digital, dan mengeksplorasi kebijakan keaksaraan yang efektif.
Peringatan HAI tahun ini secara nasional dipusatkan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, 6 sampai 9 September 2017. Puncak peringatannya akan dilaksanakan pada tanggal 8 September 2017. Rangkaian acara akan dimulai dari Pameran Pendidikan dan Kebudayaan, hingga pemberian anugerah aksara. (jos/dwi/ipg)