Novel Baswedan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendorong pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF), untuk mengusut kasus serangan air keras yang menimpanya.
Penyidik senior itu menyatakan, bakal membuka fakta-fakta, serta kejanggalan dalam pengusutan kasus penyerangan itu kepada TGPF.
Novel merasa lebih percaya TGPF ketimbang Polri yang belum bisa mengusut tuntas, sesudah lebih dari empat bulan menangani perkaranya.
Novel khawatir penyidik di kepolisian tidak berani mengungkap pelaku serta aktor intelektualnya, karena dia menduga ada oknum perwira tinggi di internal Polri yang terlibat.
Menanggapi sikap Penyidik KPK itu, Kombes Martinus Sitompul Kabagpenum Divisi Humas Polri berharap, Novel percaya dan mau terbuka kepada Polri, supaya kasus yang membuatnya cedera serius, segera menemukan titik terang.
“Mas Novel kan mantan anggota Polri, saya pikir dia lebih tahu soal bagaimana internal Polri. Jadi, penting untuk percaya kepada Polri yang bukan lembaga baru kemarin berdiri. Polri juga sekarang lebih terbuka kepada masyarakat termasuk informasi soal pelanggaran yang dilakukan anggota,” ujarnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (6/9/2017).
Seperti diketahui, Selasa (11/4/2017), Novel Baswedan jadi korban siraman air keras, sesudah Sholat Subuh di masjid dekat rumahnya, kawasan Kepala Gading, Jakarta Utara.
Akibatnya, organ mata dan hidung Penyidik Senior KPK itu mengalami cedera serius. Sekarang, Novel masih berada di Singapura, menjalani proses penyembuhan. (rid/iss/ipg)