Perekonomian Jawa Timur pada Triwulan II tahun 2017 masih terjaga dengan pertumbuhan sebesar 5,03 persen. Angka ini stabil di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 5,01 persen.
“Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan II ditopang kinerja konsumsi swasta dan akselerasi net ekspor dalam negeri. Konsumsi Rumah tangga menguat dipengaruhi faktor seasonal hari besar keagamaan,” kata Taufik Saleh, Deputi Direktur Bank Indonesia (BI) Jawa Timur, Senin (28/8/2017).
Menurut dia, akselerasi net ekspor dalam negeri didorong oleh permintaan mitra dagang domestik Jawa Timur yang meningkat saat ramadhan dan lebaran di triwulan tersebut. Sedangkan Investasi pada triwulan II juga cukup stabil yang didorong oleh masih berlanjutnya pembangunan infrastruktur dan terjaganya realisasi investasi swasta.
“Di sisi lain, kontraksi ekspor luar negeri dan penurunan konsumsi pemerintah mendorong perlambatan ekonomi Jatim. Kontraksi ekspor terutama didorong oleh penurunan ekspor emas. Sementara perlambatan konsumsi pemerintah didorong oleh rendahnya realisasi belanja pegawai, belanja barang maupun belanja modal,” ujar Taufik
Pergeseran pencairan gaji ke-14 dan pembayaran sejumlah proyek pada semester II juga menjadi penyebab rendahnya realisasi belanja pemerintah.
Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tampak ditopang oleh kinerja sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan besar dan eceran. Peningkatan permintaan domestik cukup mengakselerasi performa kedua sektor utama tersebut.
Sementara itu perlambatan kinerja sektor pertanian dan sektor pertambangan menjadi penahan laju ekonomi Jawa Timur. Selain itu, pergeseran puncak musim panen dari awal triwulan II-2017 menjadi akhir triwulan I-2017 menyebabkan produksi pertanian di triwulan II relatif rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Bank Indonesia kata Taufik, saat ini mewaspadai tantangan dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Yaitu, Fluktuasi kinerja ekspor luar negeri dan potensi diversifikasi pasar ekspor yang belum digarap optimal, tingginya ketergantungan sektor pertanian terhadap musim dan siklus panen, serta Belum tergarapnya potensi pengembangan pada sektor agroindustri.
“Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan terus bersinergi meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui sejumlah upaya. Yakni koordinasi strategis percepatan pertumbuhan ekonomi daerah dengan pemerintah kota/kabupaten,” kata dia. (fik/iss/ipg)