Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya ditandai dengan ikrar anti radikalisme.
Ikrar dan pernyataan sikap dengan membubuhkan tandatangan diatas selembar kain putih diikuti sekitar 2449 mahasiswa baru Untag Surabaya tahun 2017, bersama seluruh pejabat struktural dan akademik di lingkungan Untag Surabaya.
Seluruh mahasiswa baru yang berasal dari enam fakultas, yakni FISIP, Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Sastra tersebut mendapatkan pembekalan berupa pengenalan seputar kampus dan dari masing-masing fakultas.
Selain itu, mahasiswa baru Untag Surabaya juga mendapatkan pembekalan langsung dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kepolisian Daerah Jawa Timur.
Jika pada tahun sebelumnya beberapa perwakilan dari mahasiswa baru membubuhkan tanda tangan dalam Deklarasi Anti-Plagiat dan Deklarasi Cinta Damai, maka pada PKKMB Untag Surabaya tahun ini selain membubuhkan tanda tangan mereka berikrar Anti Radikalisme.
“Radikalisme merupakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner, biasanya dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada. Ciri yang bisa dilihat diantaranya intoleran, fanatik, eksklusif, dan revolusioner,” terang Kombes Pol. Drs. Teddy Setiady, MH, Dir. Intelkam Polda Jatim.
Perwira dengan tiga melati di pundak tersebut juga menuturkan banyak faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi radikal, diantaranya adalah persepsi ketidakadilan, pendidikan, balas dendam, pemahaman agama yang dangkal, dan rasa kecewa.
“Sebagai generasi muda kita harus meningkatkan potensi yang ada dalam diri dengan cara terus belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh sehingga dapat meraih prestasi-prestasi gemilang yang dapat mengharumkan nama bangsa terutama di dunia internasional,” ujarnya.
Penandatangan Ikrar Anti-Radikalisme yang digelar di Graha Widya lantai 2 Kampus Untag Surabaya tersebut dilakukan oleh perwakilan mahasiswa yang mengenakan pakaian adat dari lima pulau terbesar di Indonesia, yakni Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Papua dan disaksikan langsung oleh Rektor Untag Surabaya dan perwakilan dari Polda Jatim.
Sementara itu ditambahkan Prof. Dr. drg. Hj. Ida Aju Brahmasari, Dipl, DHE, MPA, Rektor Untag Surabaya, menuturkan Untag Surabaya sebagai kampus nasionalis menolak segala bentuk redikalisme.
“Sebagai kampus nasionalis Untag Surabaya menolak segala bentuk gerakan radikalisme dan menyerukan kepada mahasiswa untuk tidak melakukannya. Melalui kegiatan ini kami bertujuan membentuk mahasiswa yang berkarakter bangsa dan kebhinekaan,” pungkas Ida Aju Brahmasari.(tok/rst)