KH Hasyim Muzadi (alm) Anggota Dewan Pertimbangan Presiden periode 2014-2019, dinilai berjasa untuk pembangunan bangsa dan negara.
Atas jasanya itu, negara memberikan tanda kehormatan berupa Bintang Mahaputra Adipradana.
Penghargaan itu disematkan Joko Widodo Presiden kepada Abdul Hakim Muzadi putra sulung almarhum Hasyim Muzadi dalam upacara kenegaraan di Istana Negara, Selasa (15/8/2017).
Selain menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, KH Hasyim Muzadi juga selaku pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang.
Dalam organisasi, KH Hasyim Muzadi pernah menjadi Ketua Umum PBNU dua periode serta menjadi Sekjen Internasional Conference of Islamic Scholars (ICIS) tahun 2010 sampai wafat.
Mohammad Yusron, putra bungsu almarhum, mengatakan, almarhum selama hayatnya tidak pernah berbicara tanda jasa atau bintang kehormatan.
“Ketika mendapat pemberitahuan dari Sekretariat Negara, bahwa almarhum akan memperoleh kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana, pihak keluarga sempat kaget,” kata Yusron, setelah upacara di Istana Negara.
Selama memimpin Nahdlatul Ulama, KH Hasyim seringkali bertindak sebagai penengah dalam konflik. Almarhum menempatkan dirinya sebagai orang sedang mempersatukan anaknya yang tengah berselisih, tidak boleh memihak, kenang Yusron.
Selain KH Hasyim Muzadi, Bintang Mahaputra Adipradana juga diberikan kepada Bagir Manan, mantan Ketua MA dan Ketua Dewan Pers.
Pada kesempatan yang sama, presiden juga menganugerahkan Bintang Mahaputra Utama kepada Mariana Sutadi SH, mantan Wakil Ketua MA bidang Yudisial. Bintang Jasa Utama kepada Christiandi Sanjaya, Wakil Gubernur Kalbar. Kemudian Bintang Penegak Demokrasi kepada Hadar Nafis Gumay mantan . anggota Komisi Pemilihan Umum. Bintang Budaya Parama Dharma untuk Soedjatmoko (alm) mantan diplomat dan Dullah (alm) pelukis.(jos/iss/ipg)