Purnyoto PPK Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) 8 (wilayah Gempol, Pasuruan, Probolinggo) menyampaikan permohonan maaf pada pengguna jalan karena perbaikan jalan di Raci, Pasuruan memakan waktu cukup lama.
“Saya menyampaikan mohon maaf pada pengguna jalan. Kita berupaya semaksimal mungkin untuk sesegera mungkin memperbaiki jalan itu,” kata Purnyoto pada Radio Suara Surabaya menanggapi beberapa pendengar yang menanyakan lamanya perbaikan jalan di Raci.
Salah satu faktornya, kata Purnyoto, karena perbaikan jalan Raci ini menggunakan konstruksi daur ulang. Dan sistem daur ulang ini baru pertama kalinya dipakai di Jatim.
“Dari bahan yang kami daur ulang kami tambahkan beberapa material. Dengan keterbatasan material, ke depan memang kita pakai metode recycling ini,” ujar dia.
Perbaikan jalan di Raci ini lambat karena alat untuk daur ulang hanya ada 1 dan SDMnya juga hanya 1. Alat ini hanya ada 3 di Indonesia yakni di Pacitan, Balai Jakarta dan milik swasta sehingga tidak bisa dibuat sistem shift.
Apalagi, kata dia, saat ini material galian C mulai menjadi rebutan untuk konstruksi sehingga muncul inovasi daur ulang. Konsepnya, material yang sudah ada dikeruk kemudian didaur ulang untuk digunakan lagi. Dan ini menggunakan mesin khusus.
“Pondasi di jalan Raci memang sangat lemah, makanya jalan itu gampang rusak,” katanya menjelaskan soal kondisi jalur Raci.
Untuk tahap awal, kata dia, jalan akan digali sedalam 20 cm. Kemudian, bahan galiannya akan disimpan untuk dikemblikan lagi tapi dicampur terlebih dahulu dengan 25 persen material segar. Lapisan kedua, material segarnya 15 persen.
Untuk perbaikan jalan di AURI Raci sepanjang 1,48 kilometer arah ke Pasuruan ditargetkan selesai 21 Agustus. Untuk perbaikan jalan di Kraton arah Pasuruan sepanjag 210 meter target selesai 27 Agustus.
Nantinya sesudah Idul Adha baru dikerjakan jalan yang ke arah Surabaya. Mulai 3 September akan dikerjakan jalur Kraton arah Surabaya, lalu lanjut di Raci dengan target selesai 29 September.
“Kita sebenarnya sebenarnya sudah berupaya semaksimal mungkin koordinasi dengan Polres Kota dan Kabupaten. Penggalian awalnya yang lama, kalau daur ulangnya cepat,” tambahnya. (dwi/rst)