Usain Bolt gagal menghias pesta perpisahan karirnya dengan kemenangan, ketika ia mundur akibat cedera saat menjadi pelari terakhir tim estafet Jamaika pada final 4 x 100 meter putra Kejuaraan Dunia Atletik 2017 di London, Minggu (13/8/2017) WIB.
Pelari berusia 30 tahun itu mengambil alih tongkat estafet ketika timnya sudah ketinggalan beberapa meter dari dua tim di depannya.
Saat mencoba melesat untuk mengejar, tiba-tiba Bolt terlihat perpincang-pincang karena kram pada kaki kirinya dan kemudian terjatuh di treknya.
Saat tim Inggris memastikan menjuarai nomor estafet ini, Bolt masih terlihat tergeletak, sementara tim medis segera mendekatinya dengan membawa kursi roda.
Sprinter legendaris dunia itu, yang berencana pensiun usai kejuaraan dunia ini, juga dikelilingi rekan setimnya, Omar McLeod, Julian Forte dan Yohan Blake yang mencoba membantu serta memberinya semangat.
“Ia terus meminta maaf kepada kami, tapi kami katakan kepadanya bahwa tidak ada yang perlu dimaafkan. Cedera adalah bagian dari olahraga,” kata Forte seperti dikutip dari Antara.
Rekan lainnya, Mc Leod mengatakan, “Nama Usain Bolt akan tetap hidup.”
Pelari AS Justin Gatlin, yang mengalahkan Bolt di final 100 meter, juga memberi apresiasi pada rivalnya tersebut.
“Kami prihatin ia mengalami cedera. Bolt masih yang terbaik di dunia,” ujar Gatlin yang bersama tim estafet 4×100 meter putra AS meraih medali perak.
Kevin Jones, dokter tim Jamaika, mengatakan bahwa Bolt mengalami sakit kram pada hamstring kaki kirinya.
“Tapi yang lebih menyakitkan adalah kekalahan pada lomba ini. Dalam tiga pekan terakhir kami berupaya keras untuknya yang terbaik,” katanya.
Sementara manajer tim Jamaika Ian Forbes berharap cedera Bolt tidak terlalu parah. Ia bersama timnya akan melakukan diagnosa untuk melihat seberapa serius cederanya.
“Ia masih bisa berjalan kaki ke bus, itu mudah-mudahan tanpa bahwa cederanya tidak terlalu berat,” ujar Forbes, demikian seperti dikutip dari Reuters.(ant/iss)