Hasto Kristiyanto Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, menyatakan, figur yang akan diusung menjadi calon gubernur Jawa Timur dalam Pilkada Jawa Timur 2018 cenderung dari kalangan atau kader Nahdlatul Ulama.
“Arahnya seperti itu. PDI Perjuangan tidak mungkin mengingkari sejarah, kultur, dan kondisi riil di Jawa Timur. NU dan kadernya memiliki peran penting dan strategis di Jawa Timur,” katanya, di Sumenep, Jumat (11/8/2017) malam.
Dia berada di Sumenep untuk memberikan pengarahan dalam Rakor DPC-PAC PDI Perjuangan se-Madura di aula salah satu hotel di Kecamatan Kota.
Dalam rapat itu dia mengupas sejarah dan pengaruh NU dan kadernya di Jatim, termasuk menceritakan kedekatan Bung Karno dengan para kiai sepuh dan tokoh NU.
“Kami di PDI Perjuangan tidak akan menjadi generasi yang lupa akan sejarah. Kami akan mendengarkan secara seksama masukan-masukan dari tokoh NU tentang Pilkada Jawa Timur 2018, termasuk figur yang layak diusung,” ujarnya dilansir Antara.
Hasto mengatakan, kandidat dari PDI Perjuangan merupakan figur yang diharapkan bisa bekerja sama dengan segenap komponen bangsa dan bergotong-royong membangun Jawa Timur.
Sejak beberapa waktu lalu, para pengurus PDI Perjuangan mengintensifkan komunikasi dengan pimpinan sejumlah partai politik lain, melakukan survei secara berkala sekaligus mengevaluasi hasilnya, memantau dan memetakan politik, dan mendengarkan masukan-masukan dari tokoh NU.
“Di internal kami, dialog tentang figur yang layak dan kapabel untuk menjadi kandidat Pilkada Jatim 2018 terus dilakukan hingga sekarang. Kami ingin memilih figur terbaik dari yang baik,” kata dia.
Ia juga mengemukakan, penentuan akhir tentang figur yang akan diusung sebagai kandidat Pilkada Jawa Timur 2018 merupakan kewenangan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
“Semoga saja proses dan dinamika politik dalam rangka penentuan kandidat Pilkada Jatim segera selesai dan selanjutnya bisa dilakukan pengumuman tentang figurnya,” ujarnya. (ant/bid/ipg)