Minggu, 24 November 2024

ITS dan NTUST Taiwan Gelar Engineers in Action 2017

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Peserta Enginers in Action 2017 saat hadir di kampung Lebak Rejo. Foto: Humas ITS Surabaya.

Sebanyak 13 mahasiswa National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) kolaborasi dengan mahasiswa ITS Surabaya laksanakan proyek Engineers in Action 2017 mulai Senin (7/8/2017).

Kolaborasi ini guna mengimplementasikan teknologi pengolahan air bersih di daerah Lebak Rejo RT 1 dan RT 2 RW 1, Kelurahan Gading, Kecamatan Tambaksari, Surabaya.

Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc., Wakil Rektor IV ITS bidang Penelitian, Inovasi, dan Kerjasama, menerangkan bahwa kerjasama antara dua perguruan tinggi teknik ternama di Indonesia dan Taiwan ini sebenarnya telah berlangsung sejak lama.

“Sebelumnya, ITS telah mengirimkan sejumlah mahasiswa atau dosennya ke NTUST untuk belajar. Namun kali ini berbeda kegiatannya,” kata Ketut Buda Artana.

Engineers in Action 2017 memilih tema Water Treatment dan Waste Water Treatment & Reuse, dengan mengutamakan proyek sebagai fokus utama dari program. Proyek yang dikerjakan berbasis pada persoalan nyata atau real problem.

“Dengan bimbingan dari para fasilitator, peserta akan membuat alat yang nantinya dapat berguna bagi lokasi pengerjaan project,” kata IDAA Warmadewanthi ST MT PhD., dosen ITS yang merupakan alumni NTUST.

Beberapa multidisiplin pada kegiatan dua kampus ini diantaranya antara lain dari Departmen Teknik Lingkungan, Teknik Mesin, Teknik Kimia, Teknik Sipil dan Teknik Elektro.

Diharapkan, lanjut Wawa sapaan Warmadewanthi peserta tidak hanya mendapatkan ilmu baru namun juga dapat merasakan pengalaman KKN atau community outreach level internasional.

“Karena dalam penggarapan ide, pengumpulan data, pelaksanaan project, dan pembuatan alat dikerjakan secara bersama-sama antara pihak ITS dan NTUST,” tambah Warmadewanthi.

Sementara itu, mahasiswa NTUST yang mengikuti proyek kerjasama ini berharap teknologi pengolahan air di Taiwan dapat diterapkan pula di Indonesia, khususnya di Surabaya.

Lo Wen Wan, yang biasa disapa Wayne dari NTUST menyampaikan bahwa hampir setiap rumah di Taiwan memiliki pengolahan air sendiri. Artinya, air limbah rumah tangga di Taiwan dapat dimanfaatkan kembali (reuse).

Teknologi pengolahan air yang digunakan menggunakan teknik Reverse Osmosis, di mana ada selaput yang menjadi pembatas antara tangki air kotor yang bertekanan rendah dengan tangki air bersih yang bertekanan tinggi.

“Selaput ini berguna sebagai filter. Kami memanfaatkan perbedaan tekanan antara kedua tangki, yang berisi air kotor diberi tekanan rendah yang kemudian didorong dengan pompa. Air ini akan melewati filter dan masuk ke tangki air bersih yang bertekanan tinggi,” ujar Wayne.

Kegiatan kolaborasi ini merupakan kali pertama NTUST mengirimkan mahasiswanya ke ITS. Diharapkan mahasiswa ITS dan NTUST dapat saling berbagi ilmu. Dan proyek ini seperti dilansir dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.net, Senin (7/8/2017) merupakan sarana pengaplikasian ilmu sekaligus pengabdian masyarakat dari ITS dan NTUST.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
32o
Kurs