Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Surabaya akan menyisir dan menata masjid maupun mushola di Surabaya yang mereka nilai telah diambil alih oleh kelmpok yang berafiliasi dengan organisasi radikal.
“Kita akan turun ke masjid-masjid dan mushola karena di tempat ibadah inilah benteng pertama bagi Nahdliyin untuk mengumandangkan amaliah yang rohmatan lil alamin. Ada beberapa mushola yang saat ini dikuasai oleh kelompok yang tidak ramah, mereka akan kita datangi dan kita ajak untuk mengumandangkan amaliah yang ramah,” kata Faridz Afif, Ketua PC GP Ansor Surabaya, Sabtu (5/7/2017).
Program turun ke masjid dan mushola ini, kata Afif, merupakan program perdana yang akan mereka jalankan Afif resmi mendapatkan Surat Keputusan (SK) kepengurusan GP Ansor Surabaya dari Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor.
SK susunan pengurus Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Surabaya periode 2017-2021 sendiri telah ditetapkan pada 20 Juli 2017. SK dengan nomor 0697/PP/SK-01/VII/2017 itu ditandatangani oleh Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum PP GP Ansor, dan Abdul Rochman Sekjen.
Saat ini, menurut Afif, banyak masjid yang tidak difasilitasi dan tidak dikelola oleh NU dengan baik. Melihat kondisi ini, GP Ansor Surabaya secepatnya akan datang untuk mengajak dialok. Jika mereka menolak dan tetap mengajarkan paham kebencian dan kekerasan yang tidak sejalan dengan UUD 45 dan NKRI, maka Ansor akan minta pihak kepolisian untuk ikut turun.
“Jadi, sekarang banyak masjid yang disusupi paham-paham transnasional, seperti Wahabi, PI atau kelompok radikal yang misinya adalah anti Pancasila. Siapapun kelompok atau perorangan yang tidak pro Pancasila dan anti NKRI maka akan berhadapan dengan GP Ansor, karena NKRI adalah harga mati,” ujarnya.
Ansor sendiri akan menata masjid maupun mushola yang ada di Surabaya dengan berpegang pada Peraturan Pemerintah tentang Organisasi Masyarakat (Ormas) yang saat ini telah dikeluarkan oleh Joko Widodo Presiden.
Selain tempat ibadah, Ansor Surabaya juga akan melakukan pendekatan ke kampus-kampus, karena banyak kampus di Surabaya dihuni oleh kelompok radikal. “Kita sudah melakukan gerakan PAC yang menaungi kampus-kampus itu. Misal, PAC Wonocolo sudah melakukan pendataan, dan menjaga betul IAIN bilamana ada pendaftaran organisasi yang anti pancasila akan ditegur. Di ITS dan Unair juga begitu,” ujarnya.
Badan Ansor Anti Narkoba (BANAR) juga akan digerakkan secara bersamaan sehingga bisa membentengi pemuda di Surabaya dari ancaman narkoba. (fik)