Seluruh petugas Dakker Mekkah dipertemukan untuk sosialisasi aplikasi tracking jamaah atau pencarian jamaah haji yang tersesat saat menjalankan ibadah haji.
Alaudin Petugas Siskohat Kemenag mengatakan, aplikasi ini disosialisasikan pada seluruh petugas perlindungan dan penempatan jamaah haji.
Selain itu, aplikasi ini juga akan disosialisasikan pada masing-masing ketua kloter jamaah haji. Mereka akan ditunjukkan bagaimana cara download dan menggunakan aplikasi tersebut di handphone mereka masing-masing.
“Masing-masing ketua kloter akan dibekali aplikasi ini agar di lapangan bisa membantu jamaah yang tersesat atau terpisah dari rombongan,” kata Alaudin pada Radio Suara Surabaya.
Alaudin juga mengimbau, bagi calon jamaah haji yang belum berangkat nantinya akan menerima gelang. Selain gelang monel, jamaah akan menerima gelang barcode dari Kementrian Arab Saudi yang dipasangkan di asrama jamaah haji. Gelang barcode ini berisi data seluruh jamaah haji seperti nomor kamar hotel dan lainnya.
“Khususnya bagi lansia, gelang ini jangan dilepas karena penting sekali. Jika terpisah dari rombongan atau tidak tahu jalan pulang ke hotel, petugas bisa melacak lokasinya,” ujar dia.
Kata Alaudin, gelang barcode ini sangat bermanfaat karena saat ini di Mekkah sudah banyak jamaah yang berdatangan dari negara lain.
“Jadi di sini akan semakin ramai dan jamaah perlu waspada sehingga perlu untuk mengingat hotel masing-masing,” katanya.
Alaudin menambahkan, sampai saat ini sudah ada 106 kloter dengan total 42.446 jamaah haji Indonesia yang tiba di tanah suci.
Untuk jamaah yang wafat di tanah suci ada 4 jamaah. (dwi/rst)