Sabtu, 23 November 2024

Celah Kejahatan Siber Memanfaatkan Telepon Selular di Indonesia Terbuka Lebar

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan

Herry Setiadi Wibowo atau biasa dikenal Herry SW pengamat teknologi dan pasar gadget Surabaya mengatakan, celah kejahatan siber dengan memanfaatkan telepon seluler (ponsel) di Indonesia terbuka lebar.

Dilihat dari jenis kartu SIM ponsel, menurutnya celah terbesar yang dipakai oleh para penjahat siber ini dengan memanfaatkan kartu SIM prabayar yang masih lemah dalam hal pengawasan.

Sesuai regulasi, Pemerintah memang sudah menerapkan pengguna kartu prabayar harus memasukkan nomor identitas masing-masing. Tapi pada praktiknya, pengguna masih bisa memasukkan sembarang nomor untuk mengaktivasi kartu.

“Misalnya memasukkan kombinasi nomor 1234 sesuai jumlah angka identitas di KTP, lalu namanya dikasih nama Superman atau Rambo, tetap bisa aktif,” kata Herry kepada suarasurabaya.net, Senin (41/7/2017).

Lantas, Pemerintah kembali mengeluarkan regulasi lanjutan, kini pengaktifan kartu perdana prabayar harus dilakukan oleh toko atau gerai ponsel terdaftar dengan memasukkan kode toko.

“Awalnya kelihatan lancar dan tertib. Tapi semakin lama tidak tertib lagi, bisa saja kita beli kartu itu sudah dalam kondisi aktif, dan diregistrasi dengan nama siapa kita enggak ngerti,” ujarnya.

Kenapa hal itu terjadi, sebab menurutnya, di sisi lain Operator ponsel menerapkan target penjualan perdana ke pihak distributor dan dealer kartu perdana.

“Misalnya dalam bulan yang sama, distributor atau dealer harus jualan sampai sekian ribu perdana dan buktinya dari aktivasi yang sudah mereka lakukan. Kalau enggak memenuhi target, akhirnya enggak boleh kulakan lagi,” katanya.

Karena adanya target itulah, dealer kartu SIM perdana memilih untuk mengaktivasi kartu SIM itu untuk memenuhi target sehingga tetap bisa kulakan pada bulan selanjutnya.

Hal ini, kata Herry, bisa dicek dengan mencoba membeli perdana di gerai tertentu di Surabaya. Menurutnya, masih cukup banyak gerai ponsel atau pulsa yang menjual kartu SIM perdana dalam kondisi sudah diaktivasi.

“Ini yang menjadi celah, yang bisa dimanfaatkan, tidak hanya oleh para pelaku penipuan WNA kemarin, tapi oleh siapapun yang berniat jahat. Kalau sudah dapat korban, kan gampang aja kartu itu tinggal dibuang ganti kartu lain untuk korban berikutnya,” katanya.

Menurutnya, saat ini modus penipuan di Indonesia, yang memanfaatkan ponsel, sudah sangat beragam. Dari “mama minta pulsa” sampai penipuan dengan tujuan mengakses layanan online aplikasi Android.

“Saya mengalami sendiri, pernah ada yang telepon mencoba meminta kode validasi Go-Jek. Tujuannya, kalau ada pelanggan yang mengoneksikan aplikasinya dengan kartu kredit, kalau si penipu berhasil, dia bisa memanfaatkan jalan-jalan dengan Go-Jek secara gratis,” katanya.

Tapi karena yang ditelepon saat itu Herry SW, seorang pengamat gadget yang sudah sangat paham dengan lika-liku telepon selular, maka penipu itu pun tidak mendapatkan hasil apapun.

“Yang ada malah saya arahkan obrolan ke mana-mana, supaya pulsanya habis,” katanya lalu terkekeh.(den/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs