Sabtu, 23 November 2024

Panti Asuhan Dituduh Menelantarkan Anak Asuh, Dinsos Jadi Mediator

Laporan oleh Bruriy Susanto
Bagikan
Suasana mediasi pihak panti asuhan dengan keluarga GT di kantor Dinas Sosial Kota Surabaya, Kamis (20/7/2017). Foto: Brury Susanto suarasurabaya.net

GT, bocah 12 tahun diduga menjadi korban salah pembinaan atau perawatan di panti asuhan Darrul Musthofa, Jalan Gogor, Kelurahan Jajar Tunggal, Wiyung. Sebab, saat dijemput untuk diasuh oleh orang tua kandungnya, kondisinya tidak sehat.

Kepala GT mengalami luka. Nunuk Arumi, orang tua kandungnya pun langsung membawa anak ketiganya itu ke puskesmas terdekat, kemudian merujuk ke Rumah Sakit Siti Khadijah, Sepanjang, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.

“Dari keterangan dokter yang menangani, kepala anak saya itu karena penyakit kulit dan salah dalam perawatan. Alhamdulillah sekarang sudah sembuh,” kata Nunuk Arumi, di kantor Dinas Sosial Kota Surabaya, di sela mediasi dengan pihak panti asuhan Darrul Musthofa, Kamis (20/7/2017).

Perempuan 43 tahun itu menceritakan, luka di kepala anaknya yang duduk di bangku sekolah dasar itu diketahui saat dirinya datang di panti asuhan, untuk melihat kondisinya dan menjemputnya untuk diasuh sendiri.

Ternyata saat di panti asuhan, GT terlihat sakit, terutama pada kepalanya banyak mengeluarkan nanah. “Pihak yayasan panti asuhan mengaku, karena banyak kutu di rambut anak saya. Karena merasa gatal, akhirnya digaruk setiap hari sampai lecet,” ujarnya.

Ironisnya, untuk menghilangkan kutu di rambut kepala GT, pihak panti asuhan diduga menggunakan sampo khusus hewan jenis kucing. Hal ini dinilai Nunuk yang mengakibatkan luka di kepala anaknya itu makin parah.

“Iya akhirnya saya bawa ke puskesmas terdekat, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Khadijah selama satu minggu. Dokter yang menangani bilang iya itu tadi penyakit kulit dan salah perawatan. Tapi alhamdulillah sekarang sudah sembuh,” ujarnya.

Mulyani Rahayu pengelola panti asuhan Darrul Musthofa mengakui, rambut di kepala GT banyak kutunya. Pihaknya akhirnya memberikan sampo untuk membersihkan kutu yang ada di rambut, kepala GT.

Namun, Mulyani tidak mengetahui kalau samponya itu adalah sampo khusus untuk hewan kucing. Dia juga menilai dari banyak kutu di rambut itulah yang membuat GT setiap hari harus menggaruknya hingga timbul koreng (luka bernanah dan membusuk).

“Saya tidak tahu. Yang belikan itu kakaknya, dan yang membersihkan luka koreng itu juga kakaknya sendiri (CT),” katanya.

Mengenai hal itu, CT yang ada di dalam ruang mediasi Dinas Sosial Kota Surabaya menangis saat ditanya oleh sejumlah wartawan dan pihak mediasi. “Yang belikan sampo itu bukan saya. Saya cuma kramasi saja. Samponya itu diberi sama anak lainnya yang ada di panti,” ujarnya.

Dari kasus tersebut, Soepomo Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya mengungkapkan, tidak ada masalah antara pihak panti asuhan Darrul Musthofa dengan keluarga Nunuk.

“Karena panti asuhan itu ada di Surabaya kami memfasilitasinya. Semalam tim dari dinsos juga sudah datang ke rumah bersangkutan, dan lukanya sudah tidak ada. Sekarang disini untuk memediasi saja, supaya sudah tidak ada masalah. Alhamdulillah sudah selesai,” kata Soepomo. (bry/den/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs