Sabtu, 23 November 2024

TPA Jabon Sidoarjo Minim Fasilitas dan Anggaran Perawatan Alat Berat

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Suasana di TPA Jabon saat tiga alat berat ekskavator berada di tumpukan sampah teratas setinggi kurang lebih 10 meter, Rabu (19/7/2017). Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Kondisi sampah di Sidoarjo berbanding lurus dengan kondisi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon, Sidoarjo. Selain kekurangan lahan dan fasilitas, anggaran untuk operasional di TPA ini juga sangat pas-pasan.

Masih terdapat banyak kekurangan fasilitas di TPA tersebut. Salah satunya, TPA Jabon belum memiliki jembatan timbang. Akibatnya penghitungan volume sampah menggunakan angka rata-rata kapasitas kendaraan.

Selain itu, air lindi di TPA Jabon belum terkelola dengan baik. Meski telah diberi bahan kimia untuk menghilangkan bau dan menetralisir zat berbahaya bagi lingkungan, air lindi ini seringkali merembes ke tambak di sekitar TPA.

Selain minimnya fasilitas, TPA Sidoarjo juga masih kekurangan dalam hal anggaran untuk perawatan alat berat sebagai ujung tombang pengelolaan sampah di TPA.

Slamet Hariyanto Kepala UPT TPA/PALD Griyo Mulyo sebagai pengelola TPA Jabon mengatakan, kebutuhan biaya untuk belanja 30 pegawai harian lepas, pembelian tanah untuk menguruk tumpukan sampah, serta bahan bakar minyak (BBM) untuk seluruh kendaraan operasional sebanyak Rp400 juta setiap triwulan. Atau sekitar Rp1,6 miliar per tahun.

“Kalau untuk kebutuhan operasional ini memang sudah dipenuhi oleh Pemkab. Cuma, yang saya butuhkan saat ini alat berat. Perawatan alat berat kami itu tidak murah,” katanya kepada suarasurabaya.net, Rabu (19/7/2017).

Pada kenyataannya, untuk perawatan lima alat berat di TPA Jabon Pemkab hanya mengalokasikan Rp150 juta untuk setahun. Padahal, menurut Slamet, untuk perbaikan dan penggantian onderdil satu alat berat biayanya bisa melebihi Rp150 juta.

“Memang ada kesalahan perhitungan saya. Tapi ya, kebutuhannya sekarang memang begitu. Salah satu alat berat kami itu kondisinya sudah hampir tidak bisa dipakai,” katanya.

Tapi, kata Slamet, dirinya tidak kehabisan akal. Kalau tidak mendapatkan anggaran itu dari Pemkab Sidoarjo, dia berupaya mengajukan anggaran itu ke pemerintah pusat. Memanfaatkan kunjungan dari kementerian PUPR dalam program penanganan air limbah domestik ke Sidoarjo, dia akan mengajukan bantuan anggaran.

Perlu diketahui, saat ini, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLKH) Sidoarjo yang membawahi TPA Jabon sedang mengajukan pembebasan lahan untuk perluasan TPA yang rencananya menghabiskan Rp10 miliar.

Bahrul Amig Kepala DLKH Sidoarjo mengatakan, pengajuan anggaran masih nyantol di DPRD Sidoarjo, menunggu Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) yang diperkirakan berlangsung pada Agustus mendatang.

Perluasan lahan TPA ini sangat diperlukan. Itu menjadi persyaratan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang bersedia membangun fasilitas pengelolaan sampah berbasis sanitary landfill, tahun depan.(den/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs