Sayembara Sastra 2017 DKJT, kategori antologi puisi dan kumpulan cerpen memasuki pengumuman pemenang, yang digelar di Pendopo Taman Budaya Jawa Timur, Rabu (19/7/2017) malam.
Sayembara Sastra 2017 Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) untuk kategori penulisan puisi, mencatat 47 manuskrip kumpulan puisi kiriman masyarakat.
Dewan juri yang terdiri dari Prof. Dr. Ida Bagus Putera Manuaba, Dr.Nanang Suryadi dan F Aziz Manna menyebut bahwa tahun ini lebih banyak manuskrip yang dikirimkan peserta dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Melalui seleksi, dari ke 47 naskah manuskrip dewan juri memilih nominasi: Nanas Kerang Ungu; Layar Semebyar; Suluk Dolanan; Kitab Datu-datu; Saweran; Rabu dan Biru; Mbelgedes; Kapalaran; Wira Carita Panu Kawan dan Dari Batu Jatuh sampai Pelabuhan Rubuh.
Dewan juri sayembara puisi DKJT 2017, pada rapat terakhirnya akhirnya memutuskan 2 pemenang yaitu Kapalaran karya Nanda Alifya Rahma dan Dari Batu Jatuh sampai Pelabuhan Rubuh karya Daruz Armadian.
Dua karya tersebut jadi pemenang karena dinilai sebagai karya-karya terbaik. Kedua manuskrip tersebut sama-sama ditulis dengan penulisan yang sublim dan juga tersaji sebagai karya puisi yang matang, tingkat kontemplasi yang mendalam, dengan bahasa puisi yang kuat dan simbolik, serta dengan pilihan diksi yang representatif.
Kapalaran merupakan sebuah manuskrip kumpulan puisi yang menjadi keterwakilan masyarakat urban Surabaya, yang puisi-puisinya terangkum di dalamnya banyak merepresentasikan kehidupan dan problematik masyarakat perkotaan.
Dalam puisi-puisi yang terangkum di dalamnya, tidak hanya dihadirkan dalam tipografi yang variatif tetapi juga syarat dengan kritik sosial yang disampaikan secara halus, sehingga membuat puisi-puisi ini menarik untuk dinikmati.
Sedangkan Dari Batu Jatuh sampai Pelabuhan Rubuh merupakan sebuah manuskrip kumpulan puisi yang menjadi keterwakilan masyarakat maritim, pesisir, dan agraris.
Dalam puisi-puisi yang terangkum di dalamnya, sangat respek terhadap berbagai persoalan sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat tersebut, yang disajikan dengan bahasa puisi yang juga menarik.
Sementara itu dari 33 manuskrip kumpulan cerpen yang lolos persyaratan sayembara serta berdasarkan berbagai pertimbangan dewan juri, memutuskan bahwa manuskrip yang paling memenuhi kriteria adalah manuskrip Lumpur Tuhan dan 12 Cerita Lainnya.
Manuskrip ini terdiri atas cerpen-cerpen yang berisi eksplorasi identitas Jawa Timur dengan cara tidak ingar-bingar. Mereka tidak lagi berfokus pada penghadiran kejawatimuran yang kasatmata, namun lebih pada rasa dan nuansa yang terasa akrab.
Secara sepintas memang mengusung manusia-manusia yang berada di dalam suatu keadaan yang tidak senantiasa menyenangkan, bahkan menyesakkan.
Namun demikian, dengan memunculkan percikan-percikan yang terasa Jawa Timur, baik terkait ruang, waktu, bahasa, maupun pemikiran, dewan juri menganggap cerpen-cerpen ini telah melakukan redefinisi Jawa Timur dengan caranya sendiri melalui tokoh-tokohnya, yaitu manusia yang tampak naif dalam segala tekadnya, manusia yang tampak ndableg sekaligus bisa membuat orang lain iri dan berharap memiliki kendablegan yang mereka miliki.
Dewan juri dalam kategori kumpulan cerpen pada Sayembara Sastra 2017 DKJT kategori kumpulan cerpen adalah RM Shoim Anwar M.Pd., Bramantio S.S, M.Hum., dan Imam Suwongso.
Dijadwalkan penganugerahan pemenang Sayembara Sastra 2017 DKJT dilaksanakan Rabu (19/7/2017) di Pendopo Taman Budaya Jawa Timur. “Silahkan masyarakat hadir untuk menyaksikan penganugerahan pemenang malam ini,” tukas F. Aziz Manna satu diantara dewan juri.(tok/dwi)