Tiga orang komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Jawa Timur belum tentu akan kembali ikut seleksi komisiober baru periode 2017-2022. Jeratan kasus hukum dugaan korupsi yang sempat membuat mereka ditahan membuat mereka enggan untuk kembali mendaftar sebagai Bawaslu.
“Sampai sekarang saya belum memutuskan untuk mendaftar lagi atau tidak,” ujar Sufyanto Ketua Bawaslu Jawa Timur ketika ditemui di kantornya, Selasa (18/7/2017).
Menurut dia, saat ini dia bersama dua komisioner lainnya sedang fokus menjalankan sisa akhir tugas, mulai dari persiapan tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018, hingga rekrutmen komisioner Bawaslu tingkat kabupaten/kota yang sekarang masuk tahap tes tulis.
“Kami ingin fokus dan konsentrasi dulu di tugas pokok serta fungsi masing-masing. Kami juga belum memikirkan ke depan bagaimana,” ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Andreas Pardede, komisioner lainnya. “Belum ada keputusan pribadi dan menunggu perkembangan ke depan. Kami masih fokus bekerja seperti biasanya meski proses pendaftaran nanti sudah mulai,” katanya.
Sri Sugeng Pujiatmoko yang juga komisioner Bawaslu juga belum memikirkan untuk mendaftar ke tim seleksi dengan alasan sama, ingin fokus bekerja hingga masa baktinya berakhir.
Sementara itu, dikutip dari laman www.bawaslu-jatimprov.go.id, tim seleksi telah mengumumkan pendaftaran calon anggota baru Bawaslu Jawa Timur sejak Senin (17/7/2017), melalui surat pengumuman bernomor 006/TIMSEL.BAWASLU PROV.JI/VII/2017 yang ditandatangani Ketua Tim Seleksi Gempur Santoso dan Sekretaris Abdul Quddus Salam.
Pada pengumuman tersebut tertulis waktu penerimaan pendaftaran mulai 24-30 Juli 2017 ke Sekretariat Tim Seleksi di Gedung Graha Pena lantai 7 di Jalan Ahmad Yani Surabaya. (fik/ipg)