Kebakaran yang meludeskan 7 rumah di Sidotopo Dipo gang 1 A diduga karena korsleting listrik di rumah 10 A. Kebakaran cepat membesar karena rumah beratap kayu yang mudah terbakar.
Chandra Oratmangun Kepala Dinas Kebakaran Kota Surabaya mengatakan, tim PMK datang kondisi api memang sudah besar dan lokasi sulit dijangkau karena pemukiman padat dan jalannya sempit. Sebanyak 15 unit Mobil PMK dikerahkan ke lokasi.
“Kami langsung bagi strategi untuk memblok agar api tidak merembet ke banyak rumah. Penyebabnya ada dua dugaan, yaitu kompor LPG yang menyala lalu ditinggal, ada yang bilang korsleting listrik,” ujarnya di lokasi.
Selain itu, kata Chandra, bangunan rata-rata beratap kayu. Sehingga, kayu yang terbakar runtuh dan membakar barang-barang di rumah seperti kasur dan almari.
“Papan kayu menjadi reruntuhan bara api, sehingga cepat menimbulkan kebakaran membesar,” katanya.
Menurut Chandra, bangunan padat penduduk seperti di Sidotopo Dipo ini sangat rawan terjadi kebakaran. Sebab, listrik di bangunan di pemukiman padat penduduk ini perlu banyak kabel saluran listrik yang tidak rapi.
“Padahal, setiap saluran listrik itu ada ukurannya. Jadi tidak bisa sembarangan disalurkan ke banyak rumah yang padat seperti ini. Kemudian kalau masak menggunakan kompor gas LPG, sebaiknya jangan ditinggal,” katanya. (bid/dwi/rst)