Senin, 25 November 2024

Terjebak Macet Berjam-jam di Hari Kedua Lebaran

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Kemacetan panjang di Saradan, Madiun, Senin (26/6/2017). Foto: He Ry via e100

Kemacetan di jalur tengah, dari Surabaya ke Nganjuk tujuan ke Jawa Tengah, juga arah sebaliknya, mengakibatkan para pengendara harus menjalani waktu lebih panjang untuk menempuh perjalanan mudik ataupun balik pada hari kedua lebaran Idul Fitri 1438 Hijriah, Senin (26/6/2017).

Beberapa pendengar Radio Suara Surabaya melaporkan hal ini, Senin malam. Mereka berbagi pengalaman selama perjalanan mudik maupun untuk keperluan lain melewati jalur ini. Seperti Agus Dwi Cahyo yang tinggal di Jalan Tropodo Sidoarjo.

Agus mengatakan, dia berangkat dari Yogyakarta tujuan akhir ke Rungkut, Surabaya, sejak pukul 09.00 WIB. Sekitar pukul 22.00 WIB, dia baru sampai di kawasan Sepanjang, Sidoarjo. Setidaknya, dia telah menempuh perjalanan Yogyakarta-Surabaya selama 13 jam. Padahal, perjalanan normal Yogyakarta-Surabaya antara 7 hingga 8 jam.

“Sudah sampai sepanjang. Ini masih di depan McD sepanjang. Luar biasa macet hari ini,” katanya. Dia mengakui, sempat beberapa kali terjebak kemacetan selama perjalanan itu. Salah satunya setelah keluar tol fungsional Solo-Ngawi. Dia terjebak macet sejak turun di exit tol Walikukun, Ngawi.

Kemacetan, menurutnya lebih parah terjadi ketika dia melajukan kendaraannya dari Ngawi menuju Nganjuk.

“Saya sempat ngerasain tol fungsional baru Caruban-Saradan. Sempat stuck di tengah-tengah tol. Karena exit tol di Saradan, Madiun, macet. Satu jam lebih terjebak di tengah tol. Mau cari snack enggak bisa. Untung bensin masih penuh,” katanya.

Agus menyarankan, untuk kawan-kawan pendengar Radio Suara Surabaya yang melakukan perjalanan dari Yogyakarta untuk sementara waktu tidak melewati jalur tengah Nganjuk. “Lebih baik belok kiri lewat jalur utara (Pantura) Bojonegoro-Lamongan daripada kejebak di Caruban,” katanya.

Selain Agus, Jarwo pendengar yang tinggal di Jalan Wonokitri Surabaya juga menceritakan pengalamannya menempuh perjalanan dari Surabaya menuju ke Magelang, Jawa Tengah. Dia berangkat dari rumahnya sekitar pukul 17.00 WIB. Hingga sekitar pukul 22.00 WIB dia baru keluar dari Ngawi.

“Dari Bagor (Nganjuk) sampai Saradan (Madiun) saya kejebak di Wilangan selama tiga jam. Saya ini sebenarnya bukan mau mudik. Ada kabar duka, Paklik meninggal, mau enggak mau harus berangkat ke Magelang,” katanya.

Di Wilangan, kata Jarwo, ada petugas yang mengarahkannya agar lewat ke jalur alternatif Baron, Nganjuk. Meski masih tersendat di kawasan Nganjuk, menurutnya, setelah sampai di Ngawi, lalu lintas sudah kembali lancar.

“Disarankan, untuk pengendara dari Surabaya mau ke Jawa Tengah, lebih baik lewat Bojonegoro saja supaya tidak terjebak macet,” katanya.

Tidak hanya itu, Heri pendengar Radio Suara Surabaya yang tinggal di Jalan Penanggungan, Mojokerto juga melaporkan hal yang sama. Dia berangkat dari Mojokerto pukul 06.30 WIB menuju ke Solo. Namun, hingga pukul 18.54 WIB, dia baru sampai di Hutan Matingan, Ngawi.

“Jalur Ngawi-Sragen padat merambat. Bukan hanya karena di jalur alternatif terjadi pertemuan arus, tapi volume kendaraan memang tinggi,” ujarnya.

Sebelumnya, Kompol Endang Supriyati BKO Bin-Ops Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim mengatakan, kemacetan di Wilangan, Nganjuk akibat jalur Nganjuk-Madiun-Ngawi itu memang tidak ada jalur alternatif.

Kedua, karena sepanjang jalan di Wilangan hanya satu lajur. Banyaknya tikungan dan tanjakan juga turut menyebabkan kendaraan tersendat. Demikian halnya keberadaan perlintasan kereta api. Selain itu, volume kendaraan yang tinggi juga mengakibatkan kemacetan ini.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
33o
Kurs