Sabtu, 23 November 2024

Aksi Mogok Sopir Pertamina Mulai Berdampak Pengiriman BBM di Jatim

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
100 Awak Mobil Tanki Pertamina mengisi Mogok Kerja dengan diskusi dan orasi di depan TBBM Surabaya sisi utara. Foto: Abidin suarasurabaya.net

Mogok kerja yang dilakukan Awak Mobil Tanki (AMT) Surabaya dan Banyuwangi di hari ketiga mulai berdampak pada pengiriman Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah daerah di Jawa Timur.

Diantaranya di wilayah Banyuwangi dan Jember ada beberapa SPBU yang mengalami keterlambatan pengiriman BBM.

Heppy Wulandari Humas Pertamina MOR V Jatim Bali Nusa Tenggara mengatakan, gangguan ini karena Pertamina menerjunkan AMT cadangan. Karena AMT baru maka sedikit kesulitan menyesuaikan kerja seperti AMT yang sudah berpengalaman.

“Karena AMT baru maka, mencari lokasi SPBU-nya agak lama,” katanya kepada suarasurabaya.net, Rabu (21/6/2017).

Heppy mengatakan, langkah Pertamina MOR V untuk mengatasi masalah ini diantaranya, dengan mengoperasikan Tanjung Wangi selama 24 jam dan untuk tambahan AMT cadangan terus disiagakan dan pengaturannya secara silang, misal sopir baru, ditandem dengan AMAT lama. Di TBBM juga disiapkan tenaga medis dan extra makanan untuk AMT.

“Kami terus pantau untuk memastikan AMT tetap dalam kondisi prima dalam pelayanan arus mudik/balik,” katanya.

Sementara, Afik Irwanto Ketua DPP Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia mengatakan, menurut laporan timnya di lapangan. Beberapa SPBU di Puger Jember dan Mangir Banyuwangi juga mengalami keterlambatan pengiriman BBM.

“Diantaranya di SPBU berkode 54.684.06 premiumnya sudah habis jam 1 siang. Lalu, di SPBU 54.684.37 pertalitenya habis sejak tadi malam. Stok jenis BBM lain hanya cukup untuk malam ini,” katanya.

Afik mengatakan, segala dampak pengiriman BBM ini akibat dari kelalaian PT Pertamina Patra Niaga yang berlarut-larut tidak menghiraukan tuntutan para AMT yang ingin diangkat jadi pekerja tetap setelah belasan tahun bekerja dengan status kontrak.

“Sebenarnya kami tidak ingin mengganggu pelayanan bagi publik. Tapi, ini cara kami untuk mendesak perusahaan agar taat undang-undang tenaga kerja,” katanya.

Pantauan suarasurabaya.net, 100 AMT yang melakukan mogok di depan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Jl. Perak Barat mengisi hari-hari dengan diskusi publik dan melakukan orasi dengan membentangkan poster tuntutan mereka. Menurut Afik, di Banyuwangi juga demikian bahkan para sopir juga ditemani istri mereka dalam aksi mogok sejak Senin 19 Juni kemarin. (bid/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs