Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menunggu komunikasi dari Muhadjir Effendy Menteri Pendidikan dan Kebudayaan soal kebijakan sekolah seharian, delapan jam sehari lima hari sepekan, atau full day school.
“Belum ada kontak untuk pertemuan dengan PBNU,” kata Muhammad Sulton Fatoni Ketua PBNU ditemui di Gedung PBNU, Jakarta, sebagaimana dilansir Antara, Kamis (15/6/2017).
Dia mengatakan, PBNU sejak awal menolak konsep sekolah seharian yang digulirkan, yaitu sejak Muhadjir menjadi menteri di tahun 2016, menggantikan Anies Baswedan.
Kebijakan sekolah lima hari, kata dia, sama saja dengan “full day school” yang sempat diwacanakan Mendikbud sebelumnya. Sulton menegaskan PBNU terbuka kapan saja dengan Mendikbud jika ingin melakukan komunikasi soal sekolah seharian.
Menurut penuturannya, PBNU jarang dilibatkan dalam diskusi soal sekolah seharian meski ada kabar soal Lembaga Pendidikan Maarif NU yang dilibatkan dalam penggodokan kebijakan sekolah lima hari sepekan.
“Tidak ada LP Maarif yang diikutkan dalam penggodokan itu,” kata dia dengan nada tegas.
Dia mengatakan sistem pendidikan saat ini sejatinya sudah baik dengan enam hari masuk kelas. Jika dipaksakan dengan kebijakan sekolah harian maka siswa berpotensi kelelahan. Akibatnya, kata dia, hasil dari proses pendidikan tidak dapat tercapai dengan baik.(ant/den)