Saifullah Yusuf (Gus Ipul) Wakil Gubernur Jawa Timur memberikan bantuan kepada warga Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto berupa uang sebesar Rp125 juta. Uang tersebut diperuntukkan membeli air bersih sebesar Rp75 juta dan sisanya Rp50 juta, untuk melakukan penelitian bersama tim independen dari ITS (Institut Teknolgi Sepuluh November Surabaya).
“Ini adalah bantuan sementara. Sifatnya untuk meringankan beban pengeluaran warga di tiga dusun di Desa Lakardowo. Dusun Kedung Palang, Dusun Sumber Wuluh dan Dusun Sambi Gembol. Selama ini warga membeli air dari Pacet untuk persediaan air bersih, karena air sumurnya katanya tidak bisa digunakan untuk keperluan minum atau memasak,” kata Gus Ipul, usai menyerahkan bantuan di ruang kerjanya, Senin (12/6/2017).
Sekadar diketahui, warga di tiga dusun ini mengeluhkan kondisi wilayahnya yang diduga tercemar limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) limpahan dari perusahaan pengolah limbah B3 yang ada di daerah itu.
Yang paling parah adalah pencemaran air yang menyebabkan air sumur warga tidak bisa digunakan untuk keperluan minum atau memasak. Bahkan jika dipakai mandi, bisa menyebabkan penyakit kulit.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga, kata Gus Ipul, kebutuhan air bersih dibeli dari Pacet sebesar Rp2 ribu per galon atau Rp300 ribu per tangki. Pembelian air bersih ini dilakukan tiap dua hari sekali. “Kalau setahun membutuhkan Rp270 juta. Nah, Rp75 juta ini adalah bantuan awal. Semoga ke depan ada lagi,” ungkapnya.
Pemkab Mojokerto, kata Gus Ipul, saat ini juga telah melakukan pemasangan pipa agar warga tiga dusun bisa teraliri air bersih. “Sambil menunggu pembangunan pipa, saya membantu mengurangi beban warga berupa pembelian air bersih. Jadi bantuan ini sifatnya sementara,” kata dia.
Sementara itu, mengenai bantuan Rp50 juta untuk penelitian, Gus Ipul menyatakan, selama ini warga tidak percaya dengan hasil penelitian dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), yang menyebut tidak ada pencemaran di tiga dusun tersebut.
Hasil penelitian KLH menyebutkan, yang menyebabkan warga menderita penyakit kulit adalah gaya hidup tidak sehat yang diterapkan warga. “Makanya saya bantu untuk biaya penelitiannya. Nanti apapun hasilnya, agar dijadikan referensi. Sebab selama ini warga tidak percaya dengan hasil penelitian KLH. Kita carikan solusi agar ketegangan antara PT Pria dan warga ini bisa selesai. Sebab Jatim saat ini membutuhkan pabrik pengelola limbah seperti PT Pria,” kata dia. (fik/ipg)