Kamis, 13 Maret 2025

Gotong Royong Model Baru untuk Surabaya Lebih Maju

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya saat berkunjung ke studio Suara Surabaya Media, Minggu (11/6/2017). Foto: Totok suarasurabaya.net

Perkembangan teknologi informasi menuntut semua masyarakat di seluruh dunia untuk berubah. Demikian halnya komunitas yang tumbuh bersama Suara Surabaya Media selama 34 tahun, dan telah saling peduli satu dengan yang lain. Demikian halnya cara Pemkot Surabaya melayani masyarakat.

Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya telah menginisiasi keberadaan Command Center Surabaya yang berada di Siola. Pelayanan terpadu oleh semua SKPD terkait di lingkungan Pemkot Surabaya, juga kepolisian di Surabaya. Tapi menurut Risma, jangkauan command center hanya di wilayah Surabaya saja.

“Kalau SS (Suara Surabaya) warga di daerah lain sekitar Surabaya juga tahu. Karena memang perlu informasi itu disampaikan dari luar Surabaya. Seperti misalnya, waktu ada orang mau bunuh diri di jembatan Wonokromo, yang ngelapor waktu itu orang luar Surabaya, melalui SS,” katanya di Studio Suara Surabaya, Minggu (11/6/2017).

Menurut Risma, semakin banyak informasi yang masuk, akan semakin mudah sebuah permasalahan itu ditangani. Suara Surabaya sudah menciptakan komunitas warga yang saling mengisi agar Kota Surabaya menjadi lebih baik. Risma berharap ada kolaborasi antara Suara Surabaya Media dan Pemkot Surabaya.

“Yang terjadi sekarang ini, kalau bisa dikembangan, asal itu bukan hoax, gotong royong model baru dengan menggunakan teknologi. Kalau gotong royong dulu identik kerjakan saluran bersama-sama, bangun masjid bersama-sama, dengan adanya kemajuan teknologi menyangkut juga masalah informasi,” ujarnya.

Saling berbagi dan melengkapi informasi, tapi tidak memaksakan solusi. Demikian kata Risma. Asalkan informasi itu bersifat memberikan kontribusi baik dan tidak memaksa, Risma mengira ke depan Indonesia dengan gotong royong model baru seperti ini akan segera terwujud.

SS Media, menurut Risma, memang harus bergerak. Kemajuan teknologi saat ini menuntut media berkembang ke arah visual. “Kenapa enggak. Karena ini bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Misalnya bila ada informasi mengenai hujan angin karena sekarang dampak global warming yang luar biasa,” ujarnya.

Dia juga mencontohkan, informasi yang inspiratif seperti bagaimana warga Simeulue Aceh saat terjadi tsunami pada 2004 lalu, yang mana hanya sedikit warganya yang menjadi korban karena sudah bisa memprediksi dan mengantisipasi dengan naik ke bukit sebelum tsunami datang.

“Cerita seperti itu kalau dibagikan dalam bentuk video atau suara misalnya, akan memperkaya pengalaman pribadi para pendengar maupun pemirsa,” katanya.(den/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Kamis, 13 Maret 2025
27o
Kurs