Ketika Gus Ipul Mencium Tangan Mbah Mun

Mencium tangan ulama merupakan tradisi umat islam khusunya di kalangan Nahdlatul Ulama. Karenanya, siapapun dia, jika bertemu dengan ulama apalagi ulama sepuh, cium tangan pasti akan dilakukan sebagai simbol meminta doa dan keberkahan.

Inipula yang dilakukan Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Wakil Gubernur Jawa Timur ketika menghadiri Haul KH Zubair Dahlan di Pondok Pesantren Al Anwar, Karangmangu, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Jumat (9/6/2017).

Sesaat setelah bertemu dengan KH Maimun Zubair yang merupakan tuan rumah; Gus Ipul langsung sungkem dan mencium tangan Mbah Mun, julukan KH Maimun Zubair.

Tak banyak yang diungkapkan Gus Ipul kecuali lebih banyak mendengarkan wejangan dari Mbah Mun.

Setelah mendengarkan wejangan dari Mbah Mun, lantas dilanjutkan ke makam KH Zubair Dahlan, yang merupakan abah dari Mbah Mun.

Menurut Gus Ipul, haul, selain sebagai ajang bersilaturahmi, juga menjadi saat untuk berkirim doa dan bernostalgia. Haul para pendiri dan masyayikh pesantren telah menjadi tradisi turun temurun, yang selalu melibatkan para alumni dan masyarakat luas. Kegiatan tersebut memiliki banyak makna terutama memastikan sanad keilmuan.

Gus Ipul mengemukakan bahwa para masyayikh merupakan ulama yang memiliki ikatan kuat dalam sanad keilmuan, sekaligus pengamal ajaran Ahlussunnah wal-Jamaah.

Karena itu, Ketua PBNU ini berharap kehadiran pada kegiatan haul memberikan keberkahan termasuk anak dan keluarga. “Bukan saja keberkahan hidup, tapi kelak mendapat syafaat karena berkah para ulama pesantren yang haulnya diperingati sekaligus sanad ilmu mereka sampai pada baginda Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.

Sanad ilmu dalam praktik keagamaan itu penting agar yang dilakukan tidak jauh, bahkan tersesat dari jalan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. “Karena itu, perlu hati-hati memilih calon guru di tengah kehidupan, terlebih semakin sedikit ulama yang betul-betul memiliki integritas keilmuan serta kezuhudannya,” kata Gus Ipul. (fik)