Melihat kondisi suhu politik terakhir ini, dimana sesama warga bangsa sendiri saling menghasut, main hakim sendiri, membenci, memfitnah, sampai persekusi, boikot bandara, dan pesta gay.
Hal tersebut membuat Zulkifli Hasan Ketua MPR RI prihatin, dan itu harus dihentikan. “Kalau ribut terus semua akan merugi, hidup susah, makanya semua harus menghentikan dan bersatu kembali,” ujar Zulkifli dalam Dialog Empat Pilar MPR RI di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/6/2017).
Langkah yang dilakukannya, kata dia, MPR RI akan mengundang 100 tokoh tanggal 13 Juni nanti untuk membicarakan kondisi bangsa ini. Turut yang diundang adalah seperti Mahfud MD, Jimly Asshiddiqie, tokoh NU, Muhammadiyah, MUI, ICMI, PGI, Konghucu, Budha, Hindu, dan lain-lain.
Menurut Zulkifli, kondisi sosial politik terakhir ini ada yang berusaha memecah-belah bangsa. Selain itu, dia juga mengakui jika pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap nilai-nilai luhur Pancasila makin merosot.
“Jadi, kini harus masuk ke substansi Pancasila, nasionalisme termausk pasal 33 UUD NRI 1945 terkait perekonomian. Dimana banyak kepala daerah yang menguasai kekayaan di daerah, sementara rakyatnya masih miskin. Semua ini harus menjadi renungan bersama,” ujar Zulkifli.
Menyinggung HTI dan FPI, Zulkifli menegaskan siapa pun dan ormas apapun yang bertentangan dengan konstitusi dan Pancasila, maka tidak boleh ada di Indonesia.
“Tidak boleh main hakim sendiri, persekusi, semua harus taat dan patuh pada aturan perundang-undangan,” kata Zulkifli. (faz/bry/ipg)