Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk menjauhi Gunung Marapi dalam radius tiga kilometer dari sumber letusan seiring status “Waspada” gunung di Sumatera Barat itu setelah erupsi.
“Hujan abu tipis terjadi di Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar. Letusan yang terjadi adalah wajar karena status Waspada,” kata Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/6/2017) seperti dilansir Antara.
Namun Sutopo memastikan tidak ada peningkatan status gunung api ini yang sejak 3 Agustus 2011 berstatus Waspada (level II). PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan wisatawan tidak mendaki Gunung Marapi pada radius 3 kilomemter dari kawah atau puncak.
Dia mengatakan hingga saat ini tidak ada pengungsian. Permukiman masyarakat di luar dari radius 3 kilometer tidak perlu mengungsi. Kondisi Gunung Marapi tetap tenang pascaletusan dan tidak memperlihatkan ada kenaikan aktivitas vulkanik.
“Erupsi ini termasuk tipe vulkanian kecil berupa lontaran bom vulkanik yang menyebar sekitar kawah, juga disertai kepulan abu hitam tebal yang menyebar sesuai arah angin. Erupsi ini merupakan ciri khas Marapi yang jarang disertai awan panas dan letusan berlangsung dalam waktu singkat,” kata Sutopo.
Hari ini Gunung Marapi (tinggi 2.891 meter dpl) meletus dua kali. Berdasarkan laporan PVMBG, letusan pertama terjadi pukul 10.01 WIB menciptakan kolom abu tebal sampai setinggi 300 meter, dan letusan kedua pukul 10.22 WIB setinggi 700 meter dari puncak. Tidak terdengar suara gemuruh dan dentuman dari Pos Marapi di Kota Bukittinggi yang berjarak 14 km di barat laut puncak.
“Masyarakat dihimbau tetap tenang, tidak terpancing isu-isu menyesatkan. PVMBG akan menyampaikan peringatan dini lebih lanjut jika kondisi aktivitas gunung meningkat dan membahayakan,” kata Sutopo. (ant/dwi)