Lebaran, Waspadai Peredaran Uang Palsu

Agus Martowardoyo Gubernur BI, memproyeksikan pertumbuhan jumlah uang yang beredar selama Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1438 H, sekitar Rp 167 triliun, atau naik 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar Rp 147 triliun.

Untuk lebaran biasanya peredaran uang bisa lebih lama. Apalagi, kali ini libur mencapai 9 hari. Kemudian masyarakat juga mulai mengumpulkan pecahan kecil untuk amplop lebaran, ini juga akan mempengaruhi.

Selama 10 tahun terakhir selalu terjadi peningkatan pada peredaran uang. Tahun ini uang yang diedarkan BI puncak tertinggi akan mencapai Rp 691 triliun.

Sehubungan dengan meningkatnya peredaran uang di bulan puasa dan Idul Fitri, Gubernur BI mengimbau masyarakat berhati-hati dengan uang palsu. Sebab, jelang Lebaran biasanya pengedar uang palsu cukup gencar melakukan aksi.

Untuk mengelabui masyarakat, modus yang digunakan pengedar uang palsu adalah melakukan transaksi malam hari, supaya masyarakat tidak terlalu memperhatikan.

Kalau siang akan kelihatan jelas, warnanya pudar dan tidak cerah seperti uang asli
karena menggunakan tinta dan kertas khusus.

Supaya terhindar dari uang palsu, Gubernur BI mengingatkan masyarakat selalu menerapkan 3D, yakni dilihat, diraba diterawang untuk setiap uang yang diterima.

Dilihat apakah ada perbedaan warna, kualitas gambar hingga tanda recto verso. Kemudian diraba apakah uang tersebut terasa kasar, karena uang asli memiliki tekstur yang lebih kuat dibanding uang palsu. Lalu diterawang, akan ditemukan tanda air di dalam uang.

Uang rupiah emisi 2016 memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Karena ada 11 unsur pengaman di dalamnya. Kemudian 4 pengaman bisa dikenali orang awam seperti watermark, hingga benang pengaman.

BI yakin, jika uang emisi 2016 sulit dipalsukan sampai benar-benar mirip karena kualitasnya sangat baik, kata Gubernur BI, di Jakarta, Selasa (30/5/2017). (jos/rst)