Personel TNI dari Batalyon Infantri Raider 712/Wiratama mengajar para siswa sekolah dasar di Kabupaten Belu, wilayah perbatasan RI-Timor Leste, dengan metode mendongeng.
“Pola ini diterapkan mengingat para siswa sekolah dasar yang masih berusia anak-anak butuh sesuatu yang baru dengan pola bermain dan berceritra. Makanya kami menggunakan pola berceritera dan mendongeng,” kata Letkol Infantri Elvino Yudha Kurniawan dari Atambua, Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Timor Leste Sektor Timur di wilayah Kabupaten Belu, Sabtu (27/5/2017) dilansir Antara.
Menurut dia, sifat anak-anak yang pembosan dan tidak betah dengan pola dan cara formal dalam proses belajar mengajar mendorong TNI Satgas Pamtas berusaha mengubah pola mengajar dengan mendongeng.
Seperti dipraktikan personel di Pos Laktutus, yang mengajar siswa SD Katholik Laktutus di Desa Fohoeka, Kecamatan Nanaet Duabesi, dengan metode mendongeng menggunakan media bantu boneka.
Dengan pola ini diyakini akan memberi manfaat lebih bagi siswa untuk mengerti materi yang disampaikan. “Ini sudah dipraktikan Komandan Pos Laktutus Lettu Inf M Rapiyuddin,” kata Letkol Elvino.
Elvino mengatakan, selain menunaikan tugas menjaga keutuhan NKRI di perbatasan, Satgas Yonif Raider 712/Wiratama juga melaksanakan tugas bidang pendidikan dengan mengajar sejumlah siswa sekolah yang ada di sepanjang tapal batas.
Mata pelajaran dan jenis pendidikan yang bisa diajari di sekolah oleh personel TNI Satgas Pamtas tergantung kebutuhan sekolah.
Jika guru matematika berhalangan personel TNI bisa menggantikannya. Juga bisa menjadi guru bidang studi olahraga, bahasa Indonesia, kewarganegaraan dan bimbingan karakter.
“Personel kami juga melatih baris-berbaris, pramuka dan bentuk kegiatan lainnya untuk kepentingan nasionalisme kebangsaan anak didik perbatasan,” kata Letkol Elvino.
Selain terlibat dalam pendidikan formal, personel TNI Yonif Raider 712/Wiratama juga melakukan sejumlah aksi memperkuat nasionalisme warga di sepanjang tapal batas, agar bisa bersama-sama menjaga keutuhan NKRI.
Manunggal TNI dan rakyat harus tetap dipererat agar sejumlah aksi dan tindakan melanggar hukum warga di perbatasan bisa ditekan bahkan diperangi secara bersama.
“Seperti penyelundupan dan aksi pelanggaran hukum lainnya. Negara kita adalah negara berdaulat sehingga tindakan melanggar hukum memiliki sanksinya,” kata Letkol Elvino.
“Semua kegiatan kami lakukan, termasuk melakukan aksi sosial dengan pengobatan gratis kepada warga. Masyarakat harus sehat untuk bisa mengawal Pancasisla dan NKRI di batas negara ini,” kata Letkol Elvino. (ant/bid)