Tim Rukyatul-Hilal yang melakukan pengamatan di Pantai Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Jawa Timur, gagal melihat bulan sabit awal bulan baru pada Jumat sore karena langit mendung.
“Kalau dari sisi perhitungan, biasanya bisa dilihat karena posisi bulan saat ini berada 8 derajat di atas ufuk,” kata Zayyadus Zabidi Wakil Kepala Kantor Kementerian Agama Pamekasan seperti dilansir Antara.
Pengamatan bulan sabit tanda awal bulan baru di Pantai Desa Ambat dilakukan oleh tim gabungan dari Kantor Kementerian Agama, Badan Hisab dan Rukyat Nahdlatul Ulama (NU), Komunitas Pelajar Astronomi Pamekasan dan Laboratorium Ilmu Falak Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan menggunakan teropong bintang.
Sesuai hasil hisab, ijtimak atau saat berakhirnya bulan lalu terjadi pada Jumat, 26 Mei, atau 29 Sya`ban 1438 Hijriah pukul 02.46 WIB.
Posisi matahari terbenam pada 17:16:09 WIB, bulan terbenam 17:54:26 WIB dengan azimut matahari 291 derajat 14,50 dan azimut bulan 289 derajat 14,43.
Ketinggian hilal hakiki 8 derajat 46,59 dengan tinggi hilal mari adalah 8 derajat 11,38 atau selisih terbenam dengan matahari 38 menit 17 detik. Sedangkan posisi bulan ialah 2 derajat 00,07 di selatan matahari, miring ke selatan.
Pada hari ijtimak, posisi hilal di seluruh Indonesia dan Asia sudah mewakili ketinggian di atas ufuk antara 5 derajat hingga 8 derajat 30 menit.
Moh Taufik Wakil Ketua Pengadilan Agama Pamekasanmenjelaskan bahwa semua sistem hisab sepakat ijtimak jatuh pada Jumat pukul 02.46 WIB.
“Ini berdasarkan perhitungan yang dilakukan berdasarkan berbagai pendekatan. Dengan demikian awal Ramadhan berpotensi sama (Sabtu),” katanya.
Namun dia meminta umat Islam menunggu sidang isbat penetapan awal Ramadhan yang dilakukan oleh Kementerian Agama.(ant/ipg)