Senin, 25 November 2024

Proyek Pelebaran Pedestrian Jalan Tunjungan Sudah Temukan Pemenang Lelang

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Skema pelebaran pedestrian di Jalan Tunjungan serta pemanfaatan tiga lajur untuk mobil, trem dan sepeda kayuh di masa yang akan datang. Foto: Bappeko Surabaya

Revitalisasi kawasan Jalan Tunjungan, Surabaya, sebagai kawasan heritage dan tempat mlaku-mlaku-nya Arek Suroboyo, sedikit demi sedikit mulai terwujud. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan sudah menemukan pemenang lelang pengerjaan pelebaran pedestrian Jalan Tunjungan.

Erna Purnawati Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya mengatakan hal ini saat ditemui di kantornya, Rabu (24/5/2017). Sayangnya, dia belum bisa menjelaskan perusahaan konstruksi mana yang akan mengerjakan pelebaran pedestrian itu.

“Sudah ada pemenang lelangnya,” katanya kepada suarasurabaya.net. Bahkan, menurutnya, hasil dari pengerjaan pedestrian sebelumnya, kini saluran air (box culvert) di bawah pedestrian Jalan Tunjungan sudah mampu menampung air dari kawasan lain. Misalnya, dari Jalan Blauran.

Sesuai rencana pembangunan yang dikerjakan Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, pedestrian di Jalan Tunjungan akan dilebarkan. Ada dua skema pelebaran pedestrian ini, menyesuaikan optimalisasi Jalan Simpang Dukuh. Perlu diketahui, lebar Jalan Simpang Dukuh juga akan ditambah untuk menampung beban lalu lintas dari Jalan Tunjungan.

Skema pertama, sebelum Jalan Simpang Dukuh dilebarkan, pedestrian di sisi timur Jalan Tunjungan yang kini hanya dua meter diperlebar menjadi empat meter. Sedangkan pedestrian di sisi barat, dari dua meter menjadi tiga meter.

Skema kedua, yakni setelah pelebaran Jalan Simpang Dukuh, ada penambahan lebar pedestrian di sisi barat Jalan Tunjungan, menjadi enam meter. Pedestrian sisi timur Jalan Tunjungan, tetap empat meter.

Herlambang Sucahyo Kabid Sarana dan Prasarana Bappeko Surabaya menjelaskan, seiring pelebaran pedestrian, secara otomatis lajur Jalan Tunjungan akan berkurang.

Kalau sebelumnya ada empat lajur yang seluruhnya bisa dilewati kendaraan roda empat dan roda dua, nanti akan menjadi tiga lajur yang hanya boleh dilewati kendaraan roda empat, trem dan sepeda kayuh.

“Sesuai skema pertama sebelum Jalan Simpang Dukuh dilebarkan, kendaraan roda empat akan menempati dua lajur di sisi barat dan timur. Jalur tremnya nanti di tengah,” kata Herlambang beberapa waktu lalu.

Di masa yang akan datang, para pesepeda kayuh di Surabaya akan memiliki satu lajur khusus selebar 1,5 meter di sisi paling timur di Jalan Tunjungan.

Sedangkan, mengikuti skema kedua setelah Jalan Simpang Dukuh sudah dilebarkan, ruas jalan untuk kendaraan akan menjadi lebih sempit. Hanya akan ada satu lajur kendaraan roda empat. Sisanya untuk jalur trem dan sepeda kayuh. Herlambang mengatakan, penyusunan skema ini menyesuaikan rencana pembangunan trem di Surabaya.

Pelebaran Jalan Simpang Dukuh

Erna Purnawati Kadis PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya menyatakan, dinasnya telah menuntaskan lelang pengerjaan pelebaran Jalan Simpang Dukuh untuk menampung beban kendaraan dari Jalan Tunjungan. “Pelebaran Simpang Dukuh sudah ada pemenangnya. Tapi kan masih ada persil yang perlu dibebaskan,” katanya.

Pemkot Surabaya, kata Erna, telah membayarkan ganti rugi terhadap 17 persil yang ada di Jalan Simpang Dukuh. Tersisa lima persil yang kini sedang dalam proses konsinyasi di Pengadilan Negeri Surabaya. “Jadi, Jalan Simpang Dukuh itu akan kami tambah lebarnya menjadi delapan meter. Dua meternya untuk pedestrian,” ujar Erna.

Sesuai tujuan awal, Jalan Simpang Dukuh akan menjadi penampung kendaraan dari Jalan Tunjungan melalui Jalan Genteng Besar. Setelah pengerjaan pelebaran ini selesai, Jalan Genteng Kali nantinya akan menjadi dua arah. Sehingga Jalan Simpang Dukuh akan menjadi salah satu jalan utama lalu lintas di sekitar kawasan Tunjungan.(den/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
26o
Kurs