Ratusan Calon jamaah umrah First Travel asal Jatim yang gagal berangkat seluruhnya sudah keluar dari hotel dan kembali ke kampung halaman masing-masing dengan biaya sendiri.
Managemen hotel terpaksa bersikap sesuai aturan karena First Travel yang harus menanggung biaya hotel bagi jamaah asal Jatim, belum membayar.
Sekarang tinggal beberapa orang saja untuk sementara tinggal di rumah keluarga di Jakarta karena kehabisan uang setelah hampir dua minggu terdampar di Jakarta tanpa kepastian.
Rudi Kepala Cabang First Travel yang mendampingi jamaah selama di Jakarta menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh jamaah yang gagal berangkat. Rudi masih berikhtiar agar First Travel pusat bertanggungjawab.
Warga Jatim yang mendaftarkan diri melalui First Cabang Sidoarjo sejak 2015 berjumlah 4.000 orang lebih. Setiap jamaah telah membayar Rp5 juta per orang sebagai down payment (DP) atau uang muka. Tapi ada juga pengakuan jamaah yang telah membayar Rp14 juta. Rencananya mereka akan diberangkatkan secara bertahap mulai 2017.
Rudi tidak tahu bagaimana ke depannya setelah peristiwa ini.
Sementara itu, Agus jamaah asal Sidoarjo mengatakan kejadian ini memalukan. Orang akan beribadah ke Baitullah kok diperlakukan seperti ini. “Kalau niatnya ingin menipu jangan orang yang akan beribadah yang dijadikan korban,” katanya.
Lukman Hakim Menteri Agama menyerukan kepada umat muslim yang akan melaksanakan ibadah umrah agar lebih teliti dan hati-hati dalam memilih travel penyelenggara umrah.
Jangan hanya tertarik propaganda promo umrah murah meriah yang ditawarkan travel. Lebih dari itu harus ada jaminan kepastian berangkat dan fasilitas selama di Tanah Suci.
Kejadian jamaah gagal berangkat umrah harus menjadi pelajaran bagi umat muslim yang akan umrah. Cari travel yang benar, jangan mudah percaya dengan paket hemat dan promo murah meriah yang sedang marak.
“Pergi umrah ke Tanah Suci, persiapannya harus matang karena lintas negara, jangan disamakan dengan pergi ziarah ke Wali Songo,” pesan Menag.
Kata Menteri Agama, ada tips yang harus diperhatikan bagi umat muslim yang akan melaksanakan ibadah umrah supaya tidak menjadi korban penipuan biro penyelenggara umrah abal-abal.
Pertama pastikan travelnya, punya izin resmi dari kementrian agama sebagai penyelenggara umrah apa tidak.
Pasti berangkatnya, jamaah harus mendapat kepastian tanggal berangkat dan kepulangannya.
Pasti pesawatnya, jamaah harus tahu pesawat yang akan memberangkatkan ke Arab Saudi Tanah Suci. Baik akan diberangkatkan dari bandara mana maupun akan langsung ke Madinah apa Jeddah.
Jamaah harus tahu nama hotel dan fasilitas bagi para jamaah selama melaksanakan ibadah umrah.
Menurut menteri agama, khusus untuk ibadah umroh pemerintah telah membuat kesepakatan dengan kedutaan Besar Arab Saudi. Arab Saudi tidak akan mengeluarkan visa umrah bagi travel yang tidak memenuhi lima pasti ini.
Joko Asmoro Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) mengatakan lima pasti itu sudah menjadi komitmen bagi penyelenggara haji dan umrah anggota AMPHURI.
“Jamaah umrah yang gagal berangkat, rata-rata salah memilih travel dan terpengaruh propaganda paket umrah murah meriah. Dan kejadian sangat disayangkan,” kata Joko. (jos/dwi/ipg)