Tiga pemateri di seminar Collaboration Equal Inivation menyatakan kolaborasi adalah sebuah keharusan di era digital.
Dennis Adhiswara, sineas sekaligus pendiri startup Layaria mengatakan, ada sifat dasar bangsa Indonesia yang mencerminkan hal ini, yaitu gotong royong.
Selain sebagai makhluk sosial, orang Indonesia memiliki sifat dasar bergotong royong.
Kolaborasi antarbidang anak muda Indonesia akan melahirkan sesuatu yang baru yang inovatif.
Yansen Kamto Chief Eksekutif Kibar menegaska, tidak ada lagi alasan bagi anak muda kreatif Surabaya menghindari kolaborasi.
Menurut Yansen, semua bisa dilakukan di era digital ini. Semua warga bisa turun andil dalam kolaborasi itu.
Bahkan untuk yang tidak punya komputer, karena di Surabaya sudah ada 34 fasilitas Broadband Learning Center.
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengumpamakan, ada anak muda dengan berbagai latar belakang pendidikan.
“Yang dari matematika kolaborasi sama yang dari bidang teknologi, lalu ketemu orang sejarah kan bisa dibikin gajah mada misalnya, pakai tameng, sekarang tamengnya bisa memantulkan laser,” ujar Risma.
Risma memastikan, co-working space di gedung Siola akan dia resmikan pada 31 Mei mendatang.
“Di situ, anak muda kreatif bisa kerjasama memikirkan sesuatu yang baru, buka 24 jam. Anak Surabaya bisa belajar apa saja di situ,” katanya.(den/iss)