Kementerian Sosial RI menargetkan 2019 Indonesia bebas gelandangan pengemis (Gepeng). Hal ini menarik karena gepeng seakan menjadi masalah bagi setiap daerah di Indonesia.
“Masalah gepeng ini ada target dari Kemensos. akhir tahun 2019 Indonesia bisa bebas gepeng,” ujar Khofifah Indar Parawansa Menteri Sosial RI usai menerima penghargaan inovasi pelayanan publik top 99 dari Asman Abnur Menpan RB di gelora Joko Samudro Gresik, Minggu (20/5/2017) seperti dalam release yang diterima suarasurabaya.net.
Program bebas gepeng ini merupakan hasil rapat koordinasi Kemensos dengan dinas sosial tingkat provinsi dan tingkat kabupaten kota se-Indonesia. Langkah ini diharap bisa menyelesaikan permasalahan terkait gepeng.
Dalam koordinasi tersebut membuahkan keputusan cara penyelesaian masalah gelandangan pengemis. Salah satunya dengan cara menyiapkan perkampungan khusus gepeng.
“Cara yang lakukan seperti di kota Malang. Ada perkampungan gepeng yang sekarang jadi wisata seribu topeng. Dari kampung gepeng jd wisata seribu topeng. Tiap weekend didatangi wisatawan,” terang wanita yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU ini.
Selain di Malang, model ini telah diterapkan di beberapa daerah. Seperti di Pasuruan, Padang, Kulonprogo dan beberapa daerah lain. Mereka ini adalah daerah yang sudah menyiapkan lokasi untuk pemberdayaan ekonomi dan sosial.
Terkait penghargaan Inovasi pelayanan publik TOP 99 yang diterima Kemensos, Khofifah mengaku bahagia karena inovasi tersebut sebagian besar urusan sosial.
“Saya bahagia 80 persen penghargaan pelayanan publik terkait layanan sosial Artinya, resonansi pentingnya layanan langsung pada masyarakat sudah terlaksana,” terang Khofifah.
Dalam anugrah Inovasi pelayanan publik top 99, Kemensos meraih penghargaan atas program Risol Gepeng (Rehabilitasi Sosial Gelandangan Pengemis) di daerah Bekasi. Inovasi yang dibuat kemensos dengan membentuk tempat penjangkauan.
“Kami punya sentra pelayanan gepeng di Bekasi. Selain itu juga punya tempat penjangkauan. Dari penjangkauan yang dilakukan Kemensos inilah yang dinilai sebagai langkah inovatif,” terangnya.
Upaya ini dilakukan karena keterbatasan space shelter di Bekasi yang butuh langkah taktis dengan mendirikan tempat penjangkauan. (dwi)