Ajang kolaborasi Geek Festival (GeekFest) 2017 dan Surabaya Urban Culture Festival (SUCF) 2017 menjadi ajang pemanasan bagi anak muda kreatif Surabaya, menyongsong Google Campus Asia Tenggara yang rencananya berdiri di Surabaya.
Wahyu Widodo Direktur Bisnis Suara Surabaya Media sebagai Inisiator SUCF mengatakan, melalui ajang GeekFest ini, seluruh warga Kota Surabaya terutama anak muda, dapat turut berpartisipasi menampilkan wajah terbaik Kota Pahlawan.
“Ini adalah mimpi besar kami. Anak muda kreatif agar bangkit memotivasi orang lain, menginspirasi orang lain. Mengambil peran dan pengaruh bagi siapapun warga Surabaya, dan berkolaborasi dalam industri (kreatif) ini,” ujarnya.
Kolaborasi GeekFest dan SUCF ini, kata pria yang biasa dipanggil Doddy ini, berupaya mewujudkan mimpi besar bersama-sama. Mimpi tentang kebangkitan anak muda kreatif di Surabaya.
“Bu Risma menyampaikan, Agustus mendatang akan ada tamu agung, para pembesar Google, Intel, serta Facebook. Google dalam rangka menyurvei, pantaskah Surabaya menjadi pusat Google Campus untuk Asia Tenggara?” ujarnya.
Karena itu, Doddy mengajak warga Surabaya bersama-sama menunjukkan, Kota Pahlawan ini pantas sebagai pusat Google Campus di Asia Tenggara. Ajang GeekFest dan SUCF 2017 ini merupakan jembatannya.
Pada ajang ini, ada banyak kreator dari tujuh bidang. Mulai teknologi sampai seni, bahkan bidang kuliner, yang akan berkolaborasi menampilkan karya kreatif dan inovatif terbaik mereka.
“Ayo kita bareng menunjukkan, bahwa surabaya pantas sebagai lokasi Google Campus Asia Tenggara,” ujar Doddy saat hadir dalam press conference di Kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Senin (8/5/2017).
Adapun tema besar SUCF 2017 kali ini, menurut Doddy, “Sinergi dengan Teknologi.” Namun, ajang tahunan persembahan Suara Surabaya Media itu tidak melupakan produk budaya Indonesia.
Di SUCF 2017, penampilan budaya lokal seperti tari dan produk budaya lain akan bersinergi dengan hasil karya berbasis teknologi. “Tetap ada, tapi ada porsinya. Karena produk budaya ini bagian dari kreativitas. Intinya kolaborasi,” katanya.
Doddy sempat menyinggung mengenai lokasi berlangsungnya kolaborasi acara ini. Jalan Tunjungan. Dia berpendapat, ada sejarah di kawasan yang sedang tidur ini.
Melalui kolaborasi dua acara milik warga Kota Surabaya itu, para penggerak acara kolaborasi itu ingin membangkitkan kembali kawasan Jalan Tunjungan menjadi kawasan kultural.
Pemkot Surabaya mendukung penuh acara ini. Sebab, Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya sempat menyampaikan, dia akan memfasilitasi anak muda kreatif Surabaya dalam sebuah wadah startup corner di Gedung Eks Siola lantai III.
Muhammad Fikser Kabag Humas Pemkot Surabaya mengatakan, Pemkot Surabaya memang berkomitmen untuk mendukung anak muda Surabaya yang kreatif. Dia mengatakan, jumlah anak muda kreatif di Surabaya sangat banyak.
“Acara ini menarik, untuk pertama kalinya secara luar biasa digelar di Surabaya. Anak muda perlu tahu ini. Karena di dalamnya banyak seminar. Ada edukasi. Mereka bisa belajar sekaligus menambah koneksi dan saling berbagi,” ujarnya.
Fikser mengatakan, bila ada anak muda Surabaya yang tidak datang dalam acara ini, mereka akan kehilangan satu momen menjelang Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-724, yang akan menjadi tonggak kemajuan Kota Pahlawan.
Untuk memastikan kelancaran acara GeekFest 2017 yang akan berlangsung di dalam gedung Eks Siola, Pemkot Surabaya telah melakukan berbagai persiapan. Lift dan eskalator gedung itu sudah diperbaiki.
Pelataran parkir di Gedung Parkir Eks Siola juga akan disediakan khusus untuk warga Surabaya yang hadir di GeekFest dan SUCF 2017. Fikser mengatakan, persiapan ini melibatkan seluruh SKPD terkait, terutama Dishub Kota Surabaya yang bertugas mengatur arus lalu lintas saat berlangsungnya acara.(den/iss/ipg)