
Menjelang Pilkada serentak 2018, di beberapa daerah sudah melakukan pemanasan dengan menimbang nimbang bakal calon yang bakal diusung.
Provinsi Jawa Barat sudah muncul beberapa bakal calon. Di antaranya Ridwan Kamil yang sekarang masih menjabat sebagai Walikota Bandung.
Selain itu ada nama lain, Dedy Mulyadi, Dedy Mizwar dan Netty Heriyawan istri Gubernur Jabar sekarang.
Di Jawa Tengah nama Ganjar Pranowo, petahana, dinilai masih cukup tangguh untuk menghadapi calon lain yang akan menjadi pesaingnya.
Di Jawa Timur, empat bakal calon dengan latar belakang NU akan bertarung memperebutkan suara nahdiyin. Di antara mereka Saifullah Yusuf Wakil Gubernur Jatim, Abdul Halim Iskandar Ketua DPRD/DPW PKB Jatim, Khofifah Indarparawansa Ketum PP Muslimat NU dan Azwar Anas Bupati Banyuwangi.
Ada kekhawatiran pertarungan cukup sengit saat Pilgub DKI Jakarta yang telah menguras energi cukup besar akan berimbas ke daerah lain.
Namun kekhawtiran tersebut ditepis Soekarwo Gubernur Jatim. Alasannya, tatanan politik dan pola pikir masyarakat itu hanya satu. Yakni untuk kemajuan rakyat Jatim secara keseluruhan.
Soekarwo mencontohkan dirinya dua kali ikut Pilgub Jatim. Terjadi persaingan cukup ketat. Namun setelah Pilgub selesai, semua kumpul lagi memikirkan bagaimana membangun Jatim yang lebih baik. Tidak terus memperpanjang perbedaan, kata Soekarwo
Untuk menghindari ketegangan menghadapi Pilkada Serentak 2018, Pakde Karwo mengatakan terus melakukan komunikasi dengan partai politik. Untuk menyamakan persepsi semua calon harus berpikir untuk kemajuan Jatim.(jos/iss/dwi)