Yudin Bajo Sili Kepala Sekolah SMK Rajasa mengakui kecolongan, ada sebagian kecil siswanya yang corat-coret dan berkumpul tidak jauh dari gerbang sekolah jelang pengumuman kelulusan dan hasil UN.
“Memang ada sebagian kecil, ya. Kami kecolongan. Tadi guru-guru langsung keluar menasehati mereka, akhirnya mereka pulang,” katanya ketika dihubungi suarasurabaya.net, Selasa (2/5/2017).
Yudin mengatakan, sebenarnya pihak sekolah sudah melakukan sosialisasi ke siswa sejak awal ujian. Apalagi, siswa kelas XII memang sudah tidak ada kegiatan pasca-UN.
“Sudah kami beri pengertian, agar mereka memperhatikan sikap mereka supaya lebih positif. Ini berkaitan kelanjutan perjuangan mereka setelah sekolah,” katanya.
Sekolah, kata Yudin, tidak mengeluarkan kebijakan pemberian sanksi kepada siswa bersangkutan. Yudin memaklumi, sebagian siswa itu hanya berupaya mengekspresikan diri.
Kepala Sekolah SMK Rajasa ini menyayangkan aksi sebagian siswanya. Namun dia bersyukur, semua siswanya lulus 100 persen.
Pengumuman kelulusan ini, kata Yudin, akan dilakukan melalui website, Selasa sore ini. “Jam tiga ini sudah kami upload ke website sehingga bisa diakses. Tapi memang para siswa sebelumnya sudah tahu, pengumumannya hari ini,” katanya.
Perlu diketahui, berdasarkan Surat Edaran Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Nomor 420/2521/101/2017 tertanggal 21 April 2017, ada imbauan agar siswa tidak melakukan aksi corat-coret maupun perayaan lain.
Dinas Pendidikan Jatim menginstruksikan, agar Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di Jatim mengawasi siswa saat pengumuman kelulusan agar tidak melakukan konvoi disertai corat-coret.
Dispendik Jatim menyarankan, agar siswa diarahkan ke kegiatan yang lebih positif. Misalnya dengan melakukan aksi bakti sosial membagikan seragam ke siswa lain yang membutuhkan.
Sebelumnya diberitakan, sebagian siswa SMK Rajasa dengan seragam telah dicorat-coret dengan cat berkumpul di dekat gerbang Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Selasa siang. Mereka beralasan hanya berkumpul biasa sambil menunggu pengumuman. (den/ipg)