Gianto teman seperjuangan Marsinah, mengikuti peringatan Hari Buruh Sedunia May Day, di Kantor Gubernur Jawa Timur, Jalan Pahlawan, Senin (1/5/2017). Dia mengatakan, peringatan May Day bukan sekadar peringatan perjuangan 8 jam kerja seperti di Eropa.
“Perjuangan 8 jam kerja di Eropa telah menginspirasi, tapi May Day bukan sekadar itu,” kata Gianto ketika memberikan orasi di hadapan ribuan peserta aksi.
Menurut Gianto, peringatan May Day harus menyatukan seluruh buruh. Karenanya May Day tidak layak diisi oleh dangdutan dan joget-joget, apalagi syukuran tumpengan.
“May Day adalah bentuk keprihatinan atas upah buruh yang hingga kini masih rendah. Gaji manajer di Indonesia cukup tinggi dan berjarak dengan para buruh. Padahal, tanpa buruh, pabrik akan tutup,” kata Gianto.
Sementara itu, massa buruh sendiri terus berdatangan ke Kantor Gubernur untuk bergabung dengan massa aksi yang sebelumnya telah tiba di Kantor Gubernur. (fik/den)