Putu Anugerah Pradipta, mahasiswa jurusan farmasi fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), temukan ide unik Formulasi Sediaan Hand Sanitizer dari Ekstrak Kulit Buah Lemon dengan Menggunakan Carbopol Ultrez 20 sebagai Gelling Agent.
Terinspirasi banyaknya macam buah jeruk saat ke sebuah pasar tradisional, dan sejak itulah Putu jatuh hati dengan buah lemon karena baunya yang khas.
“Saya suka baunya. Lalu saya berpikir bagaimana dengan kulit buah beraroma segar itu. Dan dari situlah kemudian saya berpikir untuk memanfaatkan kulit buah lemon sebagai bahan sebuah produk kosmetik,” ujar Putu.
Kulit buah lemon atau jeruk sebagai limbah ternyata memiliki khasiat sebagai antibakteri sehingga mampu meningkatkan nilai manfaatnya bila sudah dikemas dalam bentuk produk perawatan tangan yang higienis.
Sekalipun di pasaran sudah banyak produk hand sanitizer tetapi Limunizer karya Putu punya keunggulan dari aspek efektivitasnya karena benar-benar menggunakan bahan baku limbah kulit lemon, tidak sekadar aromanya saja.
Kulit lemon dicuci bersih lalu dikeringkan. Kulit lemon kemudian diproses menjadi serbuk halus dan dimaserasi (perendaman dalam etanol; red). Sari dari hasil maserasi yang berwarna kuning jernih diambil, diuapkan hingga mengental menjadi kecoklatan, siap dijadikan hand sanitizer.
Carbopol ultrez 20 dan trietanolamin dipergunakan membentuk tekstur kental tersebut. Dalam bentuk gel dipilih karena mudah untuk dipergunakan dan tidak meninggalkan kesan lengket di tangan saat digunakan.
Peneltiian yang dilakukan Putu selama sekitar 5 bulan tersebut akhirnya menghasilkan prosduk yang diberi nama Limunizer, dan telah melalui sejumlah percobaan hingga kemudian layak untuk digunakan oleh masyarakat luas.
“Produk ini kami harapkan bisa digunakan masyarakat luas. Tentunya saya juga berharap akan ada pengembangan lagi terhadap produk yang sudah ada ini. Termasuk untuk pengembangan pada bidang produksinya. Ini sangat penting juga,” kata Putu Anugerah Pradipta.(tok/ipg)
Teks Foto:
– Putu Anugrah dan karyanya yang diharapkan bisa dikembangkan.
Foto: Humas UKWMS