Pencarian korban longsor, di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo telah memasuki hari ketujuh, mulai Sabtu (1/4/2017) hingga Jumat (6/4/2017).
Selama proses pencarian di titik lokasi longsor, tim SAR gabungan masih mengalami berbagai kendala.
Kendala pertama, volume material longsor dari atas tebing cukup banyak sehingga area yang terkena longsoran sampai sejauh kurang lebih 1 kilometer.
Kemudian, kemiringan tanah dapat masih berbahaya dan bisa mengakibatkan terjadinya longsor susulan. “Tanahnya masih labil, sehingga mudah terjadi longsor susulan,” terang Asnawi, salah satu tim SAR dari Basarnas Jawa Timur, kepada suarasurabaya.net, Jumat (6/4/2017).
Kendala lainnya, kata Asnawi, tanah terlihat keras dari atas, tapi saat diinjak dan dilewati ekskavator, ternyata tekstur tanahnya masih lembab.
Hal ini mengakibatkan masih banyak titik yang menjadi lokasi pencarian korban longsor, tidak tersentuh ekskavator. “Cuaca hujan juga berpengaruh, memperlambat proses pencarian korban longsor. Sehingga, saat turun hujan, tekstur tanah menjadi lembab,” ujarnya.
Belum lagi, kedalaman material longsor yang diperkirakan sekitar 15 meter hingga 20 meter. Kemudian, posisi korban sendiri, terpencar-pencar, tidak ada di tempat tinggal. “Meski, sudah minta bantuan dari masyarakat atau keluarga yang mengetahui posisi terakhir para korban,” ujar dia.
Tim SAR masih terus melakukan pencarian korban longsor sampai delapan atau sembilan hari ke depan.(bry/iss/ipg)