Sabtu, 23 November 2024

Jumlah Anak Putus Sekolah Meningkat, Mahasiswa Tergerak Mendampingi

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Anak-anak putus sekolah dan rentan putus sekolah bersama kakak pendampingnya bermain dalam Campus Social Responbility (CSR) di Kebun Bibit Wonorejo, Surabaya, Minggu (02/04/2017). Foto: Humas Pemkot Surabaya

Mahasiswa dari 26 kampus di Surabaya bersama perangkat daerah Pemkot Surabaya kembali menggelar Campus Social Responbility (CSR) di Kebun Bibit Wonorejo, Surabaya, Minggu (02/04/2017). Program pendampingan anak-anak putus sekolah dan rentan putus sekolah ini bertujuan agar mereka mau kembali ke bangku pendidikan.

Pada tahun keempat program ini, adik asuh (anak-anak putus sekolah dan rentan putus sekolah) serta kakak-kakak pendamping (mahasiswa) yang turut serta, masing-masing berjumlah 400 orang. Atiyun Najah Indhira Direktur Program CSR mengatakan, jumlah anak didik dan kakak pengasuh dari tahun ke tahun terus meningkat.

Dia mencontohkan pada 2016 lalu, ada sebanyak 301 anak yang mengalami putus dan rentan sekolah. Masing-masing 135 anak mengalami putus sekolah sedangkan rentan putus sekolah sejumlah 166. “Selama satu tahun masa pendampingan, akhirnya diperoleh 114 anak yang mau kembali bersekolah,” kata perempuan yang biasa disapa Ayun ini.

Dinas Sosial mencatat, jumlah laporan anak yang putus dan rentan sekolah dari kecamatan semakin meningkat dari tahun ke tahun. “Peningkatan ini tidak lepas dari peran mahasiswa yang terus menggalakan dan membangun komunikasi dengan para orang tua dan pihak sekolah yang tengah menghadapi masalah anak putus dan rentan sekolah,” kata Soepomo Kepala Dinas Sosial Surabaya.

Mahasiswa yang berpartisipasi dalam program ini pun terus bertambah. Aprilia Kartika Wulandiri (19) Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dari Universitas Hang Tuah Surabaya mengatakan, dia termotivasi untuk mendampingi anak-anak kurang beruntung di Surabaya setelah mendengar cerita dari mahasiswa lain mengenai proses pedampingan ini.

“Mengingat saya bukan orang Surabaya, makanya saya ingin berkontribusi lebih banyak untuk Surabaya,” kata Aprilia yang berasal dari Bekasi, Jawa Barat. Dia berharap acara ini dapat terus berlangsung, selalu sukses, dan semakin bertambah minat mahasiswa untuk terlibat.

Namun, tidak semudah itu menjadi kakak pendamping bagi adik-adik yang kurang beruntung di Surabaya. Mahasiswa yang berminat harus melalui beberapa tahapan. Mulai dari tes kepribadian, tes intelektual, serta terlibat dalam Forum Group Discussion (FGD). Tujuannya untuk melihat sejauh mana mereka dapat mendampingi anak-anak yang rentan putus sekolah dan rentan putus sekolah.

Namun, Soepomo Kadinsos menegaskan, tujuan utama penyeleksian itu untuk melihat sejauh mana kemauan mereka mendampingi anak-anak, dan bagaimana strategi mereka membagi waktu antara kuliah dan pendampingan.

Tentu saja, sebelum terjun ke lapangan mahasiswa pendamping mendapat pembekalan teknis pendampingan, manajemen waktu dan parenting (pola pengasuhan anak yang baik). Pembekalan ini terutama agar mahasiswa mampu menjelaskan kepada orang tua murid tentang pentingnya pendidikan sehingga tergerak untuk mendorong anaknya agar kembali bersekolah.

Tri Rismaharini Walikota Surabaya dalam sambutannya mengatakan ada banyak faktor yang membuat anak rentan putus sekolah hingga putus sekolah. Mulai dari masalah ekonomi, rumah tangga orang tua yang kurang harmonis, lingkungan sekolah yang kurang nyaman bagi anak-anak (bullying) dan pengaruh dari luar sekolah serta keluarga (obat-obat terlarang dan game).

“Akhirnya mereka bingung harus lari kemana atau cerita ke siapa. Karena itu saya meminta kakak-kakak pendamping (mahasiswa/siswi) yang terlibat agar mampu mengembalikan mereka ke bangku pendidikan sesuai pembekalan yang sudah diterima,” kata Risma.

Risma mengapresiasi para kakak-kakak mahasiswa yang mau terlibat dan peduli kepada adik-adiknya yang mengalami masalah sosial dan pendidikan. “Kalian semua yang ada di sini telah melakukan perintah Tuhan dengan berbuat baik bagi sesama,” ujar wali kota perempuan pertama di Surabaya itu.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs