Setelah berhenti beroperasi lebih dari satu bulan, PT Smelting akhirnya kembali beroperasi sejak 1 Maret 2017. Syukuran sederhana digelar untuk menandai operasional kembali perusahaan penghasil katoda tembaga ini, Jumat (16/3/2017).
Saifullah Yusuf (Gus Ipul) Wakil Gubernur Jawa Timur beserta Hiroshi Kondo Presiden Direktur PT Smelting menandati operasional kembali perusahaan ini dengan cara potong tumpeng.
Hiroshi mengatakan, Katoda Tembaga produksi PT Smelting 60 persen diekspor ke luar negeri. Sementara 40 persen produk isa diserap industri dalam negeri. Selain itu, operasional PT Smelting juga telah memasok 100 persen kebutuhan asam sulfat (acid) untuk perusahaan pupuk yang ada di Gresik. Produk samping PT Smelting yaitu copper slag atau terak tembaga juga digunakan oleh semua pabrik semen di seluruh Jawa Timur.
PT Smelting Gresik juga menyerap 40 persen bahan baku konsentrat produksi PT Freeport di Papua. “Perusahaan kami mengolah bahan baku alam yang diambil dari bumi Indonesia,” ujar Hiroshi Kondo.
Operasioal kembali PT Smelting sendiri sebenarnya dimulai sejak 1 Maret 2017 lalu sehingga PT Smelting berharap kembali mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian Jawa Timur maupun Indonesia.
“Sebagai perusahaan yang telah beroperasi selama 20 tahun, tentu kami berkomitmen dan berpegang teguh kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di negeri ini,” kata Hiroshi Kondo.
Sementara itu Gus Ipul yang turut hadir dalam syukuran beroperasi kembali PT Smelting mengatakan jika perusahaan ini memiliki peran yang cukup signifikan dalam membangun perekonomian Jawa Timur.
“Bagi Jawa Timur, keberadaan PT Smelting sangat berarti karena satu-satunya smelter di Indonesia yang sudah beroperasi sejak 20 tahun lalu. Ini berarti mendahului semangat UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Minerba yang mengharuskan adanya pengolahan hasil tambang di dalam negeri agar memberikan nilai tambah bagi bangsa Indonesia,” kata Gus Ipul.
Menurut Gus Ipul, keberadaan PT Smelting di Gresik tentu sangat membantu performance neraca perdagangan Jawa Timur. Sebab, sampai kini banyak industri di Jawa Timur yang bahan bakunya sebagian besar masih harus impor.
“Tapi yang lebih penting adalah kontribusinya dalam memasok asam sulfat sebagai salah satu bahan baku utama pabrik pupuk. Kebetulan di Jawa Timur ada Petrokimia Gresik yang menjadi salah satu andalan untuk meningkatkan produktifitas pertanian kita,” ujar Gus Ipul.
Dalam kesempatan ini, Gus Ipul juga sempat mengutip pidato arahan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas dimana presiden minta pada Jawa Timur untuk fokus terhadap pengembangan industri pengolahan, perdagangan dan jasa, serta sektor pertanian. Karenanya, keberadaan PT Smelting Gresik tentu ikut mengisi dua hal yaitu memperkuat industri pengolahan dan mendukung pembangunan sektor pertanian.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga ingin agar kapasitas produksi smelter di Jawa Timur bisa meningkat hingga 3 kali lipat. Jika selama ini baru bisa menyerap 1 juta ton konsentrat setiap tahun. Maka ke depan harus bertambah menjadi 3 juta ton. Dengan demikian, produksi turunan berupa asam sulfat untuk pabrik pupuk juga meningkat hingga 3 kali lipat.
“Dukungan penuh Pemprov Jatim terhadap beroperasinya Smelting Gresik ini karena kami berkepentingan untuk industri yang mendukung program ketahanan pangan. Tidak hanya untuk Jatim, tapi juga untuk Indonesia,” kata Gus Ipul. (fik/iss/tok)